Harga minyak mentah berakhir tinggi pada akhir perdagangan hari Rabu, terdorong data pemerintah AS yang melaporkan penurunan lebih besar dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah AS.
Administrasi Informasi Energi (EIA) AS menyatakan persediaan minyak mentah turun 4,2 juta barel dalam pekan sampai 20 Mei. Sementara penurunan lebih tajam dari 2,5 juta barel yang diperkirakan oleh analis dalam jajak pendapat Reuters, itu tidak sebanyak yang diperkirakan oleh kelompok perdagangan American Petroleum Institute (API) sebanyak 5,1 juta.
Harga minyak mentah berjangka AS berakhir naik di $ 49,56 per barel, naik 94 sen atau 1,93 persen, setelah memuncak pada $ 49,62.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent naik $ 1,20 pada $ 49,82.
Lihat : Harga Minyak Mentah Naik Terpicu Laporan Penarikan Persediaan AS
Tren bullish minyak telah diperkirakan dalam beberapa pekan terakhir bahwa minyak mentah akan naik ke $ 50 per barel atau lebih, setelah arus minyak mentah global menurun hampir 4 juta barel per hari karena kebakaran hutan di wilayah pasir minyak Kanada, krisis ekonomi anggota OPEC Venezuela dan serentetan dari serangan kekerasan terhadap industri energi Libya dan Nigeria.
Sementara itu, Bensin berjangka turun hampir 1 persen menjadi sekitar $ 1,64 per barel di perdagangan sore. EIA melaporkan stok bensin naik 2 juta barel pekan lalu, mengalahkan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 1,1 juta barel.
Pemogokan di Prancis yang melumpuhkan produksi dari sebagian besar negara pada delapan kilang memiliki dampak kecil sejauh ini pada harga minyak mentah, melainkan membantu mengangkat margin penyulingan untuk diesel dan bensin.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pada perdagangan selanjutnya harga minyak mentah berpotensi naik dengan sentimen penurunan pasokan. Harga diperkirakan menembus kisaran Resistance $ 50,50-$ 50,50, dan jika turun akan menembus kisaran Support $ 49,00-$ 48,50.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang