Harga minyak mentah jatuh pada awal perdagangan sesi Asia hari Rabu (01/06), karena perkiraan produksi dari eksportir Timur Tengah utama tetap tinggi atau bahkan meningkat, dan kekhawatiran atas kondisi ekonomi Tiongkok membebani prospek permintaan bahan bakar.
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate turun 23 sen, atau 0,47 persen, pada $ 48,87 per barel.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka patokan internasional Brent diperdagangkan pada $ 49,59 per barel pada 0041 GMT, turun 30 sen, atau 0,6 persen, dari pemukiman terakhir mereka.
Lihat : Harga Minyak Mentah Melonjak 7 Persen Bulan Mei
Para pedagang mengatakan bahwa penurunan adalah hasil dari prospek kenaikan produksi dari anggota negara Timur Tengah dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang bertemu pekan ini di Wina untuk membahas kebijakan pasar, yang sebagian besar analis mengatakan akan terus fokus pada mempertahankan pangsa pasar bukannya menopang harga dengan mengendalikan produksi.
“Banyak anggota OPEC memiliki rencana untuk tumbuh, sehingga memotong pasokan sekarang dapat mengganggu tujuan tersebut,” kata Morgan Stanley dalam sebuah catatan kepada klien.
Banyak produsen minyak Timur Tengah, termasuk eksportir atas Arab Saudi juga Irak, Iran dan Uni Emirat Arab telah menggenjot pasokan mereka ke Asia dalam perjuangan agresif untuk pangsa pasar.
Tapi di sisi permintaan, Morgan Stanley mengatakan adanya kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi Tiongkok. Hal ini dipicu dengan melambatnya data ekonomi dua bulan terakhir ini.
Sebuah jajak pendapat Reuters pekan ini menunjukkan bahwa sebagian besar investor minyak memperkirakan kenaikan harga lebih lanjut terbatas tahun ini karena produksi terus melebihi permintaan.
Meskipun demikian, harga minyak telah naik lebih dari 20 persen, atau hampir $ 10 dolar per barel, sejak awal April, sebagian besar karena gangguan pasokan di seluruh dunia, dan terutama di Afrika dan Kanada, dan sebagai keseluruhan permintaan tetap kuat meskipun ekonomi Tiongkok melambat.
Di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar dunia, permintaan meningkat sebesar 2 persen pada Maret, dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, menjadi 19,6 juta barel per hari (bph), musiman level tertinggi sejak 2008, menurut Barclays.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah bergerak melemah dengan sentimen peningkatan produksi minyak Timur Tengah. Harga akan menembus kisaran Support $ 48,40- $ 47,90, dan jika harga naik akan menembus kisaran Resistance $ 49,40 – $ 49,90.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang