Harga gula berjangka ICE berakhir naik, pada akhir perdagangan bursa ICE Futures New York Sabtu dini hari (18/06). Harga komoditas ini mengalami penguatan dipicu kekuatiran cuaca hujan yang menghambat produksi tebu di Brazil.
Perkiraan bahwa proses penghancuran tebu bisa hilang di pusat-selatan Brazil pada bulan Juni dari bulan Mei mendukung harga guka berjangka, kata para pedagang.
“Unica (asosiasi industri tebu) memperkirakan gangguan hujan telah menghambat penghancuran tebu pada semester pertama Juni bahkan lebih dari pada paruh kedua Mei bahkan lebih rendah,” kata Michael Liddiard konsultan Agrilion.
Pengenaan pajak ekspor gula India diperkirakan untuk membatasi pasokan India untuk pasar dunia, juga mendukung harga global. India telah memberlakukan pajak 20 persen pada ekspor gula untuk tetap tutup pada harga domestik, kata pemerintah, Kamis.
Pada penutupan perdagangan Sabtu dini hari harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Oktober 2016 berakhir menguat. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup naik sebesar 0,14 sen atau setara dengan 0,71 persen pada posisi 19,90 sen per pon.
Secara mingguan harga gula kontrak Oktober 2016 mencatatkan hasil positif 0,86 persen terdukung oleh penguatan Real Brazil yang diimbangi sentimen bearish yaitu penguatan dollar AS yang menahan harga naik lebih jauh.
Lihat : Harga Gula ICE Turun Terganjal Penguatan Dollar AS
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula berjangka di ICE Futures New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat terbatas dengan kekuatiran gangguan produksi dan defisit produksi gula. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Resistance pada posisi 20,40 sen dan 20,90 sen. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 19,40 sen dan 18,90 sen.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang
