Demikian catatan yang dibuat oleh Capital Economics yang berbasis di London, yang mengatakan Brexit akan menyebabkan paling penurunan PDB dari 0,2 persen di seluruh Asia.
National Institute of Economic and Social Research, sebuah think tank yang berbasis di London memperkirakan Brexit akan mengurangi impor Inggris sebesar 25 persen di seluruh dunia dalam waktu dua tahun.
Nilai ekspor ke U.K. hanya sekitar 0,7 persen dari PDB negara-negara Asia ‘, menurut Daniel Martin, ekonom senior Asia di Capital Economics. “Bahkan penurunan 25 persen dalam impor U.K. akan berdampak turunnya nilai ekspor kurang dari 0,2 persen dari PDB setiap Negara. “
Hanya beberapa negara di Asia yang akan mengalami efek yang nyata pada pertumbuhan ekonomi mereka, kata Martin. Contohnya termasuk Kamboja, Vietnam dan khususnya Hong Kong, yang memiliki hubungan perdagangan yang lebih kuat dengan U.K.
“Selain ekspor barang, ekspor jasa Hong Kong kepada U.K. diperkirakan sebesar 2,3 persen dari PDB,” katanya.
Martin menyimpulkan bahwa Brexit akan hanya memiliki dampak terbatas pada negara berkembang Asia, termasuk kemungkinan penurunan tajam di Tiongkok.
Dalam sebuah makalah yang terpisah, Capital Economics mengatakan efek Brexit akan sama-sama tenang di ekonomi terbesar di kawasan ini. Ekspor China ke U.K. setara hanya 0,5 persen dari PDB Tiongkok , demikian pernyataan Chang Liu dan Julian Evans-Pritchard yang menulis dalam sebuah catatan yang diterbitkan 17 Juni.
Namun demikian, berbagai perusahaan Asia telah membuat preferensi mereka yang jelas mendukung Inggris tetap tinggal di EU.
Eric Delomier, spesialis investasi di kantor Singapore Capital Group, mengatakan akan ada implikasi geopolitik dan perdagangan untuk setiap Negara. Tiongkok akan melihat Brexit menjadi peluang untuk memasuki pasar yang lebih luas ke Uni Eropa.
