Aktifitas manufaktur Jepang naik tipis pada bulan Juni di sekitar kecepatan yang sama seperti bulan sebelumnya, survei awal menunjukkan, tetapi tetap karena gangguan rantai pasokan dari gempa bumi pada bulan April dan penurunan ekspor.
The Markit / Nikkei Manufacturing Purchasing Managers Index (PMI) Flash Jepang pada musim yang disesuaikan membukukan hasil 47,8 pada bulan Juni, sedikit berubah dari pembacaan akhir dari 47,7 bulan sebelumnya.
Indeks tetap di bawah ambang 50 yang memisahkan ekspansi dari kontraksi untuk bulan keempat berturut-turut.
Indeks awal untuk pesanan baru adalah 45,8, lebih tinggi dari 44,7 pada bulan sebelumnya, namun tetap menampilkan lima bulan berturut-turut kontraksi.
“Data survei terbaru menunjukkan penurunan lebih lanjut dalam kondisi manufaktur di Jepang. Kedua produksi dan pesanan baru menurun pada tingkat yang ditandai, yang dipimpin oleh penurunan tajam dalam permintaan internasional,” kata Markit.
Dikatakan gempa bumi pada bulan April terus memiliki dampak negatif pada data PMI.
Gempa bumi kuat melanda pusat manufaktur selatan Kumamoto pada pertengahan April, yang menghancurkan rumah-rumah, memicu tanah longsor dan mengganggu produksi di pabrik elektronik dan suku cadang mobil di daerah.
Pertumbuhan ekonomi Jepang diperkirakan untuk menurun secara tahunan pada 0,5 persen pada kuartal kedua dari 1,9 persen pada kuartal sebelumnya karena ekspor lambat, jajak pendapat ekonom Reuters menunjukkan.
Yen Jepang telah meningkat sekitar 15 persen terhadap dolar AS sepanjang tahun ini, dan ada kekhawatiran bahwa kenaikan yen lebih lanjut bisa menekan ekspor, menekan pendapatan perusahaan dan memimpin perusahaan untuk memangkas produksi.
Markit mencatat bahwa pertumbuhan lapangan kerja bergeser ke terlemah dalam sembilan bulan ekspansi, menunjukkan stimulus lebih lanjut mungkin diperlukan untuk mendukung perekonomian.
Doni/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang
