Para Gubernur Bank Sentral Dunia Sepakat Menjaga Kestabilan Pasar Keuangan Pasca Brexit

549
Vibizmedia Photo

Hasil referendum Inggris Raya yang menghasilkan keputusan Inggris harus keluar dari Uni Eropa menekan pasar saham dan pasar keuangan global. Namun hal tersebut segera diantisipasi oleh bank-bank sentral dunia, sehingga tidak merugikan perekonomian negara.

Terkait hal tersebut, sebanyak 30 gubernur bank sentral mengadakan pertemuan ekonomi global (Global Economic Meeting) yang merupakan salah satu rangkaian pertemuan tahunan Bank for International Settlement (BIS) di Basel, Switzerland, 26 Juni 2016. Pertemuan tersebut dihadiri pula oleh Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo.

Hasil pertemuan tersebut para gubernur bank sentral dunia menyatakan siap menjaga kelancaran dan kestabilan pasar keuangan pasca referendum di Inggris.

Seperti yang dilansir dalam website Bank Indonesia, Gubernur Bank Indonesia menyampaikan bahwa pertemuan BIS membahas mengenai dampak hasil referendum Inggris terhadap perekonomian. Selain itu, disampaikan pula dukungan terhadap langkah-langkah antisipatif yang telah disiapkan oleh Bank of England. Para gubernur bank sentral juga menyatakan komitmen untuk senantiasa memonitor perkembangan kelancaran dan stabilitas pasar keuangan serta mempererat kerjasama antar bank sentral untuk memastikan kelancaran dan stabilitas pasar keuangan tetap terjaga.

Gubernur Bank Indonesia selanjutnya menyampaikan bahwa Bank Indonesia terus mencermati potensi risiko yang mungkin muncul terhadap perekonomian Indonesia dan telah mempersiapkan langkah-langkah antisipatif yang diperlukan. Selain itu, Bank Indonesia juga terus mempererat kerjasama dengan Pemerintah, OJK, dan LPS, maupun dengan otoritas bank sentral negara lain untuk menjaga stabilitas sistem keuangan nasional.

Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here