Lembaga riset pasar terbesar dunia-GfK di Inggris melaporkan hasil survey mereka terhadap kepercayaan konsumen Inggris akan ekonomi negara yang baru saja mengadakan referendum untuk dukungan akan Inggris keluar dari Uni Eropa. Survey tersebut menunjukkan semakin pesimisnya konsumen negara tersebut akan kondisi perekonomian negaranya.
Kepercayaan konsumen Inggris mengalami penurunan skor yang paling tajam dalam lebih dari dua dekade setelah mayoritas masyarakatnya mendukung untuk Inggris keluar dari Uni Eropa, indeks menunjukkan skor kepercayaan pada awal Juli jatuh hingga 8 poin ke minus 9, dari minus 1 pada bulan Juni.
GfK mendapatkan skor yang mengecewakan ini dari survei terhadap dari 2.002 orang, yang dilakukan sejak tanggal 30 Juni hingga 5. Ini menunjukkan beberapa konsumen telah terguncang oleh kekacauan politik dan pasar pasca Brexit – termasuk penurunan tajam pada nilai kurs pound yang mengekang pengeluaran karena ketidakpastian ekonomi yang berlanjut pada bulan depan.
Menyikapi kondisi ekonomi yang terjadi di Inggris terkini membuat Bank of England membatasi regulasi perbankan untuk menaikkan jumlah pinjaman, dan gubernur bank sentral tersebut telah menyiapkan rencana untuk memangkas suku bunga secepat mungkin. Selain itu Kepala Treasury George Osborne meragukan tergetnya mencetak surplus anggaran pada tahun 2020, dan mengatakan pemotongan pajak perusahaan mungkin diperlukan untuk menarik investasi.
Di tengah ketidakpastian ekonomi Inggris, GfK menemukan penurunan kepercayaan yang besar konsumen di antara kelompok usia yang berbeda dan daerah. Hal ini juga ditemukan pada semua konsumen, baik yang mendukung Brexit mapun yang tidak mendukungnya.
H Bara/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang