Pergerakan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) setelah berhasil kuasai anak usaha yang merupakan JV dengan salah satu bank besar di Jepang pada perdagangan sesi terakhir hari Rabu (13/7) bergerak lemah oleh profit taking setelah berhasil mencapai posisi tertinggi dalam 6 bulan perdagangan sebelumnya. Profit taking paling banyak dilakukan oleh investor lokal, dikarenakan pihak asing masih mengkoleksi saham BBRI dengan net buy Rp71 miliar.
Perseroan yang baru 2 bulan lalu menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap III tahun 2016 senilai Rp4,35 triliun membeli saham BTMU BRI Finance yang dimiliki Bank of Tokyo Mitsubishi UTJ sebanyak 55%. Sebagai informasi, perusahaan JV (joint venture) tersebut memiliki bisnis pemberian fasilitas sewa guna usaha (leasing) untuk pembiayaan barang modal dalam berbagai industri seperti alat-alat berat.
Untuk pergerakan sahamnya di lantai perdagangan bursa saham hari Rabu (13/07), saham BBRI dibuka flat pada posisi 11500 dan volume perdagangan saham sudah mencapai 147 ribu lot saham dengan saham bergerak lemah.
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham BBRI perdagangan sebelumnya bullish dengan indikator MA bergerak naik dan indikator Stochastic konsolidasi di area jenuh beli.
Sementara indikator Average Directional Index terpantau bergerak datar dengan +DI yang bergerak naik menunjukan pergerakan BBRI rawan koreksi. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi rekomendasi trading selanjutnya pada target level support di level 11400 hingga target resistance di level 11550.
Lens Hu/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang