Harga kopi arabica berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York pada penutupan perdagangan akhir pekan Sabtu dini hari (23/07) berakhir negatif. Pelemahan harga kopi arabica tertekan penguatan mata uang dollar AS.
Indeks dolar AS naik ke lebih dari empat bulan tertinggi pada hari Jumat karena data ekonomi AS yang positif dan pembacaan lemah dari data ekonomi luar negeri mendorong investor untuk mengevaluasi kemungkinan kenaikan suku bunga dari Federal Reserve AS, sementara bank sentral lainnya terlihat memangkas suku atau menambahkan rangsangan.
Kenaikan indeks, yang mengukur dollar AS terhadap enam mata uang utama dunia, bukukan kenaikan mingguan kelima berturut. Indeks dolar naik 0,5 persen, menyentuh tinggi 97,487, tertinggi sejak 10 Maret
Kenaikan nilai tukar dollar AS membuat harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi relatif lebih mahal bagi para pembeli luar negeri sehingga permintaannya ikutan tergerus melemah.
Lihat : Harga Kopi Arabica ICE Turun Terganjal Pelemahan Real Brazil
Harga kopi arabika berjangka untuk kontrak paling aktif bulan September 2016 ditutup anjlok pada posisi 1,4190 dollar, turun sebesar -4,95 sen atau setara dengan -3,37 persen.
Secara mingguan harga kopi anjlok -3,83 persen, sebagian besar terganjal penguatan dollar AS dan pelemahan mata uang Real Brazil.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah dengan potensi penguatan dollar AS. Harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level Support di posisi 1,3900 dollar dan 1,3600 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan dihadapi jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 1,4500 dollar dan 1,4800 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang