Harga minyak mentah berada di dekat posisi terendah dua bulan pada perdagangan Senin sesi Asia di tengah kekhawatiran bahwa minyak mentah global dan kekenyangan produk olahan akan membebani pasar untuk beberapa waktu ke depan.
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) berada di $ 44,09, turun 10 sen per barel.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka patokan Internasional Brent diperdagangkan pada $ 45,59 per barel pada 0424 GMT, turun 10 sen dari penutupan sebelumnya.
Kedua tolok ukur yang dekat dengan posisi terendah dua bulan yang dicapai minggu lalu.
Para pedagang mengatakan bahwa sedang berlangsung kelebihan pasokan dan berkembang permasalahan ekonomi yang berat pada minyak.
Morgan Stanley pada hari Senin dalam sebuah catatan kepada klien, menunjuk ke pasokan AS yang kuat, penurunan permintaan untuk bahan bakar transportasi, dan kelebihan pasokan oleh penyuling, khususnya dalam bensin, yang dapat membebani pasar.
“Akibatnya, permintaan minyak mentah dari kilang permintaan produk berkinerja dengan margin yang lebar,” kata Morgan Stanley, menambahkan bahwa risiko ekonomi tumbuh ditambahkan ke risiko penurunan untuk minyak.
Penguatan dolar AS dan kenaikan mingguan keempat dalam hitungan kilang minyak AS juga menekan harga, kata para pedagang.
Manajer keuangan memotong posisi panjang mereka pada minyk mentah berjangka AS dan posisi pilihan, yang akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga, ke level terendah empat bulan pada minggu hingga 19 Juli, demikian laporan Commodity Futures Trading Commission AS, Jumat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah dengan sentimen kekenyangan pasokan global. Demikian juga perlu dicermati penguatan dollar AS yang berpotensi menekan harga minyak mentah. Harga diperkirakan akan menembus kisaran Support $ 43,50 – $ 43,00, dan jika harga naik akan menembus kisaran Resistance 44,50 – $ 46,00.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang