Harga minyak mentah merosot pada perdagangan sesi Asia Kamis (18/08) terpicu perkiraan rekor produksi Arab Saudi yang membebani pasar dan pedagang mengambil untung menyusul reli harga hampir bulan ini yang naik hampir 20 persen.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) minyak mentah berjangka berada di $ 46,73 per barel, turun 6 sen atau 0,13 persen.
Sedangkan harga minyak mentah patokan Internasional Brent diperdagangkan pada $ 49,65 per barel, turun 20 sen atau 0,40 persen dari penutupan terakhir mereka.
Para pedagang mengatakan penurunan harga adalah karena profit taking setelah rally kuat bulan ini, dan karena para pedagang kuatir akan prospek rekor produksi dari eksportir atas Arab Saudi.
Arab Saudi mengirimkan sinyal bisa meningkatkan pasokan minyak mentah pada bulan Agustus, bahkan lebih tinggi dari rekor 10,67 juta barel per hari tercapai pada Juli.
Namun harga tetap 20 persen lebih tinggi dari pada awal Agustus dan mencapai hampir $ 50 per barel hari sebelumnya, didukung oleh potensi pembekuan atau bahkan memotong produksi menyusul pertemuan antara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen besar lainnya seperti Rusia, yang dijadwalkan bulan depan.
Analis di Citi memperingatkan risiko rally harga sebagian besar didasarkan pada pembicaraan masa depan potensial, mengingat bahwa pertemuan serupa gagal memetik hasil awal tahun ini.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah pada perdagangan selanjutnya berpotensi turun dengan kekuatiran kekenyangan pasokan yang ditandai dengan rekor produksi tinggi Arab Saudi dan pesimismenya hasil pebicaraan produsen minyak mentah bulan depan. Namun sentimen pelemahan dollar AS dengan mmeudarnya harapan kenaikan suku bunga AS dapat menjadi sentimen pendorong kenaikan harga minyak. Harga diperkirakan akan menembus kisaran Support $ 46,20 – $ 45,70, dan jika harga naik akan menembus kisaran Resistance $ 48,20 – $ 48,70.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang