Perdagangan saham perseroan PT Elnusa Tbk. (ELSA) yang dikhabarkan akan membeli kapal baru untuk kebutuhan eksplorasi migasnya di laut. ELSA merasa perlu membeli kapal baru dikarenakan biaya eksplorasi laut lebih irit sehingga membutuhkan penambahan kapasitas distribusinya.
Untuk investasi sebuah kapal baru tersebut, perseroan mengeluarkan biaya sebesar US$5 juta. Melihat kinerja keuangannya, analis menilai investasi kapal dengan jumlah yang cukup besar tersebut masih sesuai dengan kinerja perseroan. Dari laporan keuangan yang terrakhir, periode kuartal pertama lalu perseroan cetak peningkatan laba bersih dari tahun sebelumnya.
Dalam 3 bulan pertama tahun ini, ELSA berhasil cetak kenaikan laba bersih menjadi Rp93,81 miliar dari kinerja keuangan tahun sebelumnya periode yang sama yaitu sekitar Rp65,16 miliar. Pihak manajemen perseroan akui perkembangan baik kinerja tersebut disebabkan oleh efisiensi struktur biaya yang dilakukan pada periode tersebut.
Intervensi manajemen perseroan tersebut berhasil mengatasi masalah menurunnya pendapatan perseroan menjadi Rp921,08 miliar, padahal periode yang sama tahun 2015 mencapai Rp924,59 miliar. Selain itu kondisi harga minyak dunia sekarang menjadi pondasi keberuntungan ELSA.
Untuk perkembangan harga saham dari lantai bursa perdagangan saham pada Kamis (8/9) saham ELSA dibuka kuat pada level 494 setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 490. Siang ini bergerak kuat dengan volume saham yang diperdagangkan sebanyak 88 ribu lot saham.
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham ELSA perdagangan sebelumnya bearish dengan indikator MA bergerak turun dan indikator Stochastic juga turun ke area jenuh jual.
Sementara indikator Average Directional Index terpantau bergerak datar namun +DI bergerak turun menunjukan pergerakan ELSA dalam rawan koreksi. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi rekomendasi trading selanjutnya pada target level support di level 490 hingga target resistance di level 500.
Lens Hu/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang