Perusahaan maskapai penerbangan nasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) yang alami kerugian pada periode 6 bulan pertama tahun ini hingga ratusan miliar terus berusaha melakukan efisiensi hingga akhir tahun 2016. Perseroan targetkan semester kedua tahun ini cetak laba bersih.
Hingga akhir tahun GIAA targetkan efisiensi biaya mencapai Rp2,6 triliun diluar bahan bakar yang didapat dari efisiensi biaya operasional dan juga manufaktur pesawatnya. Dari usaha yang dilakukan perseroan, hingga akhir Agustus 2016 berhasil menghemat 70% biaya operasionalnya.
Melihat kinerja keuangannya terakhir, GIAA alami kerugian sebesar US$63,2 juta sepanjang semester I-2016, sedangkan tahun sebelumnya periode yang sama mendapatkan keuntungan hingga mencapai US$29,3 juta. Selain besarnya biaya investasi yang digunakan untuk beli pesawat baru juga GIAA mempersalahkan kebijakan penerapan tarif batas bawah menjadi sekitar 30% sebagai pemicu kerugian.
Sebagai informasi, dalam sepanjang semester I-2016 frekwensi penerbangan armada miliknya 133800 penerbangan sedangkan semester I-2015 hanya 122.403 penerbangan. Untuk jumlah penumpang yang diterbangkan juga meningkat menjadi 16,5 juta, semester I-2015 hanya 15,9 juta.
Untuk pergerakan sahamnya di bursa perdagangan saham hari Jumat (9/9) saham GIAA dibuka flat pada level 434 dan bergerak kuat cukup signifikan hingga mencapai posisi 436. Untuk volume perdagangan saham sepanjang hari mencapai 108 ribu lot saham.
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham GIAA bergerak kuat dengan indikator MA bergerak turun dan indikator Stochastic berusaha keluar dari area jenuh jualnya.
Sementara indikator Average Directional Index terpantau bergerak naik dengan +DI bergerak datar. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, rekomendasi saham GIAA berikutnya pada kisaran support di posisi 428 dan level resisten di 445.
Joel/VMN/VBN/ Senior Analyst at Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens



