Pada akhir perdagangan akhir pekan Sabtu dini hari (10/09), harga batubara Rotterdam naik terdorong penurunan produksi batubara.
Produsen telah menurunkan produksi tahunan dengan diperkirakan 20,9 juta st, atau 24%, menurut S & P global Platts Analytics.
Tiongkok juga telah mengurangi kapasitas produksi batubara sebesar 150 juta ton dalam delapan bulan pertama tahun ini, yang mewakili 60 persen dari target yang 2016 untuk pemotongan kapasitas, kata media pemerintah, Jumat mengutip perencana negara.
Di akhir perdagangan harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak Oktober 2016 berada di posisi 61,30 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penguatan sebesar 0,15 dollar atau setara dengan 0,20 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Secara mingguan, harga batubara turun -3,25 persen, sebagian besar tertekan penguatan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya berpotensi lemah dengan potensi penguatan dollar AS dengan menguatnya kenaikan suku bunga AS.
Harga batubara berjangka berpotensi menguji level Support pada posisi 60,80 dollar dan Support kedua di level 60,30 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 61,80 dollar dan 62,30 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang