Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan akhir pekan Sabtu dinihari (24/09) ditutup merosot. Pelemahan harga kakao terpicu meningkatnya prospek tanaman kakao.
“Penutup reli singkat telah berakhir di kakao dan kita telah melihat kembalinya tren turun menjelang panen yang diduga lebih baik pada bulan November, Desember,” kata salah seorang pedagang.
Hujan melimpah dan matahari di sebagian besar wilayah utama penumbuh kakao Pantai Gading tampaknya telah meningkatkan prospek untuk 2016/17 tanaman utama di produsen top dunia ini.
Produksi kakao global diperkirakan akan meningkat di musim mendatang, yang dimulai pada 1 Oktober, berpotensi membawa pasar menjadi surplus setelah defisit yang cukup besar di 2015/16.
Di akhir perdagangan Sabtu dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak Mei 2017 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup turun. Harga komoditas tersebut ditutup anjlok sebesar -61 dollar atau -2,12 persen pada posisi 2.816 dollar per ton.
Secara mingguan harga kakao naik 1,33 persen, terbantu pelemahan dollar AS, pengetatan pasokan dan keputusan The Fed mempertahankan suku bunga tetap bulan September.
Malam nanti akan dirils data New Home Sales Agustus yang diindikasikan melemah. Jika terealisir akan berpotensi menekan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan menguat terbatas dengan potensi pelemahan dollar AS.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Resistance pada posisi 2.870 dollar. Jika level Resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.920 dollar. Sedangkan level Support yang akan ditembus jika terjadi pelemahan ada pada 2.770 dollar dan 2.720 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang