Harga kopi arabica berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York pada penutupan perdagangan akhir pekan Sabtu dini hari (24/09) berakhir turun. Penurunan harga kopi arabica terpicu peningkatan produksi.
Di Brasil, produsen kopi atas, Volcafe kata produsen dan koperasi telah terus menawarkan volume besar lahan untuk biji arabika berkualitas rendah. Minggu ini, Conab, lembaga perkiraan negara Brazil, merevisi estimasi untuk tanaman kopi arabika hampir selesai menjadi 41.29 juta kantong, naik dari proyeksi Mei 40,3 juta, karena cuaca yang lebih baik di daerah tumbuh utama dan peningkatan di daerah yang berkontribusi untuk tanaman yang lebih besar.
Masih secara keseluruhan, petani Brasil diperkirakan menumbuhkan 49,6 juta kantong kopi pada tahun 2016 sebagai varietas kacang lebih masam. Perkiraan tersebut jatuh pendek dari apa yang diperkirakan banyak pelaku pasar.
Harga kopi arabika berjangka untuk kontrak paling aktif bulan Desember 2016 ditutup turun pada posisi 1,5140 dollar, turun sebesar -3,85 sen atau -2,5 persen.
Secara mingguan harga kopi masih mahal, naik 2,02 persen terdukung pelemahan dollar AS, penguatan Real Brazil dan peningkatan produksi.
Malam nanti akan dirils data New Home Sales Agustus yang diindikasikan melemah. Jika terealisir akan berpotensi menekan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi naik dengan potensi pelemahan dollar AS. Harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level Resistance di posisi 1,5400 dollar dan 1,5700 dollar. Sedangkan level Support yang akan dihadapi jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 1,4800 dollar dan 1,4500 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang