Harga minyak mentah berjangka tergelincir di perdagangan Asia pada Selasa (27/09) karena investor mengambil keuntungan setelah harga naik lebih dari 3 persen pada sesi sebelumnya.
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) turun 6 sen menjadi $ 45,87 per barel, setelah naik $ 1,45, atau 3,3 persen, pada sesi sebelumnya.
Harga minyak mentah berjangka Brent tergelincir 15 sen menjadi $ 47,20 per barel pada 0346 GMT setelah penutupan naik $ 1,46, atau 3,2 persen pada sesi sebelumnya.
Dolar AS juga membebani harga minyak setelah naik terhadap sekeranjang mata uang, dengan pasar menunjukkan penilaian kandidat Demokrat Hillary Clinton sebagai pemenang dalam debat presiden AS pertama dengan kandidat Partai Republik Donald Trump.
Lihat : Perkiraan Analis Pasar : Hillary Unggul Atas Trump
Sebuah penguatan dollar AS membuat komoditas seperti minyak mentah yang diperdagangkan secara dolar lebih mahal bagi konsumen yang membayar dalam mata uang lainnya.
Ekspektasi kenaikan dalam cadangan minyak mentah AS pekan lalu, menurut jajak pendapat Reuters, juga menekan harga di tengah kekhawatiran dari kelebihan pasokan global.
Produsen minyak utama berkumpul di Aljazair untuk pertemuan tiga hari yang bisa melihat gerakan untuk memotong atau membekukan produksi minyak dalam upaya untuk mendukung harga minyak.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen minyak lainnya yang dipimpin oleh Rusia bertemu secara informal di sela-sela Forum Energi Internasional di Aljazair pada 26-28 September.
Tapi pasar tetap skeptis bahwa produsen akan mencapai kesepakatan, kata Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets di Sydney.
“Kabar yang dominan bagi investor adalah data persediaan AS kecuali kita melihat sesuatu yang mengejutkan dari Aljazair,” katanya.
Persediaan minyak mentah komersial AS cenderung naik rata-rata 2,8 juta barel menjadi 507.400.000 barel dalam pekan sampai 23 September, membalikkan tiga minggu atas penarikan tak terduga, sebuah jajak pendapat Reuters dari tujuh analis menunjukkan.
Anggota OPEC Iran pada hari Senin meremehkan kemungkinan produsen minyak merebut kesepakatan menahan produksi meskipun beberapa produsen lain, termasuk Uni Emirat Arab dan Aljazair, berharap langkah-langkah bisa disepakati untuk mengendalikan produksi.
“Dengan pasar masih tidak yakin kesepakatan akan tercapai, tanda-tanda bahwa OPEC akan membatasi produksi bisa melihat harga melonjak tinggi,” kata ANZ dalam laporan pasar pada hari Selasa.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah pada perdagangan selanjutnya akan mencermati perkembangan pertemuan produsen minyak di Aljazair, yang jika membuahkan hasil optimis akan menguatkan harga minyak dan sebaliknya. Jika malam nanti dollar AS terealisir melemah dengan data Consumer Confidence menurun, akan menguatkan harga minyak. Harga diperkirakan akan menembus kisaran Support $ 45,40 – $ 44,90, dan jika harga naik akan menembus kisaran Resistance $ 46,40 – $ 46,90.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang