Harga minyak mentah naik pada perdagangan sesi Asia pada Rabu, terbantu penurunan persediaan minyak mentah AS, meskipun kekhawatiran atas kurangnya kesepakatan antara produsen untuk mengekang produksi terus mengurangi keuntungan.
Harga minyak mendapat dukungan dari data dari kelompok industri American Petroleum Institute yang menunjukkan persediaan minyak mentah turun 752.000 barel dalam pekan yang berakhir 23 September menjadi 506.400.000 barel, dibandingkan ekspektasi untuk 2,8 juta barel kenaikan.
Minyak mentah berjangka jatuh sekitar 3 persen pada Selasa setelah Iran menolak tawaran dari Arab Saudi untuk membatasi produksi minyak dalam pertukaran untuk Riyadh memotong pasokan. Pasar berharap kedua produsen utama OPEC ini akan menemukan kompromi minggu ini untuk membantu menurunkan kekenyangan global minyak mentah .
Anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan mengadakan pembicaraan informal pada 1400 GMT pada hari Rabu. Anggotanya juga akan bertemu produsen non-OPEC di sela-sela tiga hari Forum Energi Internasional, yang diadakan di Aljazair dan yang berakhir pada Rabu.
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) naik 27 sen menjadi $ 44,94 per barel pada 0026 GMT setelah berakhir turun $ 1,26, atau 2,7 persen, pada sesi sebelumnya.
Harga minyak mentah Brent naik 32 sen menjadi $ 46,29 per barel setelah menetap $ 1,38, atau 2,9 persen.
Malam nanti akan dirilis data persediaan minyak mentah mingguan oleh EIA yang diindikasikan naik tajam dibandingan penarikan minggu sebelumnya.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah pada perdagangan selanjutnya berpotesi lemah jika tidak tercapai kesepakatan pertemuan produsen minyak di Aljazair. Juga akan semakin tertekan jika data EIA terealisir terjadi peningkatan persediaan. Harga diperkirakan akan menembus kisaran Support $ 44,50 – $ 44,00, dan jika harga naik akan menembus kisaran Resistance $ 45,50 – $ 46,00.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang