Membuka perdagangan valas antar bank di Indonesia hari Rabu (28/9), BI kembali memperkuat kurs referensinya ke kisaran 12000 setelah perdagangan sebelumnya di pasar spot rupiah cetak rekor penguatan dalam 17 bulan. Kekuatan dollar AS masuki hari kedua pagi ini tdak mampu tekan rupiah yang menerima sentimen dari aliran dana repatriasi tax amnesty yang terus bertambah.
Kekuatan rupiah pagi ini masih belum mampu mempengaruhi investor asing untuk perbanyak aksi beli saham di bursa saham Indonesia, sehingga yang terbentu sekarang net sell asing Rp84 miliar lebih. Tekanan jual dari asing ini membuat pergerakan IHSG negatif dan turun 0,5%.
Lihat: IHSG 28 September Dibuka Lemah Tertekan Profit Taking Investor Lokal
Pergerakan kurs rupiah di pasar spot pagi ini bergerak positif dengan posisi penguatan 0,19% dari perdagangan sebelumnya dan kini bergerak pada kisaran Rp12930/US$ setelah dibuka kuat pada level Rp12934/US$. Demikian untuk kurs Jisdor ditetapkan BI ke posisi lebih kuat di 12926 dari perdagangan sebelumnya di 13027.
Dan untuk pergerakan kurs Rupiah di pasar spot hari ini berpotensi kuat pada akhir perdagangan oleh sentimen dana repatriasi tax amnesty, sehingga Analyst Vibiz Research Center memperkirakan rupiah bergerak di level support di 12940 dan resistance di 12910.