Pada akhir perdagangan Sabtu dini hari (01/10), harga batubara Rotterdam berakhir turun mengabaikan kenaikan harga minyak mentah. Harga batubara turun terganjal aksi profit taking.
Harga Batubara Rotterdam kontrak November 2016 terus meningkat dalam empat sesi perdagangan berturut-turut, bukukan lonjakan hampir 7 persen, sehingga dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan aksi profit taking.
Harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan November 2016 turun di posisi 69,45 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar -1,35 dollar atau setara dengan -1,91 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Secara mingguan, harga batubara melonjak 6,03 persen, sebagian besar terdorong lonjakan harga minyak mentah.
Sedangkan secara bulanan, harga batubara melompat tinggi 11,66 persen, sebagian besar terdukung lonjakan harga minyak mentah dan keputusan The Fed mempertahankan suku bunga tetap yang melemahkan dollar AS.
Malam nanti akan dirilis data ISM Non Manufacturing PMI September yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya berpotensi lemah dengan potensi penguatan dollar AS.
Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level Support pada posisi 69,00 dollar dan Support kedua di level 68,50 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 70,00 dollar dan 70,50 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang