Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan ahir pekan Sabtu dinihari (03/10) ditutup naik. Penguatan harga kakao terpicu peningkatan harga kakao di Pantai Gading dan Ghana.
Ghana, produsen kakao terbesar kedua di dunia, akan meningkatkan harga minimum yang dibayarkan kepada petani untuk biji mereka dengan 12 persen dari musim sebelumnya.
Ghana menaikkan harga setelah negara tetangganya Pantai Gading, penanam terbesar, dunia meningkatkan pembayaran petani sebesar 10 persen untuk musim baru ini.
Di akhir perdagangan dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak Desember 2016 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan peningkatan. Harga komoditas tersebut ditutup naik sebesar 33 dollar atau 1,21 persen pada posisi 2.761 dollar per ton.
Secara mingguan harga kakao merosot -3,19 persen, sebagian besar terpicu perkiraan surplus produksi dan melemahnya permintaan.
Sedangkan secara bulanan harga kakao semakin anjlok -4,19 persen, sebagian besar terpicu pembatalan ekspor yang terjadi akhir pekan tiga minggu lalu, juga adanya penguatan dollar AS.
Malam nanti akan dirilis data ISM Non Manufacturing PMI September yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi melemah dengan potensi penguatan dollar AS. Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi turun menembus level Support pada posisi 2.710 dollar. Jika level Support tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.660 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan ditembus jika terjadi kenaikan ada pada 2.810 dollar dan 2.860 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang