Harga CPO di bursa komoditas Malaysia terpantau naik pada perdagangan Senin siang (21/11). Kenaikan harga CPO siang ini terdukung pelemahan Ringgit dan kenaikan harga minyak mentah sesi Asia.
Terpantau mata uang Ringgit melemah terhadap dollar AS. Pasangan kurs USDMYR menguat 0,3 persen pada 4.4315.
Pelemahan ringgit menjadikan harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi relatif lebih murah bagi pembeli luar negeri sehingga permintaannya meningkat.
Kenaikan harga CPO juga didukung kenaikan minyak mentah pada sesi perdagangan Asia.
Harga minyak naik sekitar 1 persen lebih pada perdagangan Sesi Asia hari Senin (21/11) terdukung optimisme pemotongan produksi OPEC untuk mengendalikan kelebihan pasokan yang telah membuat harga rendah selama lebih dari dua tahun.
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) naik 1,18 persen, atau 54 sen, di $ 46,23 per barel.
Harga minyak mentah berjangka patokan Internasional Brent diperdagangkan pada $ 47,48 per barel, naik 62 sen, atau 1,32 persen.
Lihat : Harga Minyak Mentah Sesi Asia Naik 1 Persen Terdukung Optimisme Pemotongan Produksi OPEC
Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia hari ini tampak mengalami kenaikan. Harga kontrak Februari 2017 yang merupakan kontrak paling aktif menguat sebesar 50 ringgit atau 1,7 persen dan diperdagangkan pada posisi 2.919 ringgit per ton.
Secara mingguan harga CPO merosot tajam -3,5 persen, sebagian besar tertekan penguatan Ringgit dan pelemahan harga minyak mentah.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat dengan potensi pelemahan Ringgit dan kenaikan minyak mentah.
Harga CPO berjangka kontrak Januari 2017 di bursa komoditas Malaysia berpotensi mengetes level Resistance pada posisi 2.970 ringgit dan 3.020 ringgit. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 2.870 ringgit dan 2.820 ringgit.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang