Dollar AS Melonjak, Kenaikan Suku Bunga AS Desember Menguat

695

Bursa Saham AS ditutup mixed pada akhir perdagangan Kamis dinihari (24/11), dengan investor mencerna data ekonomi AS dan risalah dari pertemuan Federal Reserve November. Indeks Dow Jones naik 0,31 persen, menjadi ditutup pada 19,083.18, dengan kenaikan tertinggi saham Caterpillar. Indeks S & P 500 naik 0,08 persen, menjadi ditutup pada 2,204.72, dengan sektor industri memimpin tujuh sektor yang lebih tinggi. Indeks Nasdaq tergelincir 0,11 persen, menjadi berakhir pada 5,380.68.

Pasar Asia dibuka mixed pada awal perdagangan hari Kamis (22/11) mengikuti bursa Wall Street. Terpantau Indeks Nikkei naik 0,92% pada 18.329,58. Indeks ASX 200 turun 0,17 % pada 5.474,90. Indeks Kospi turun 0,44 persen pada 1.979,14.

Dari pasar komoditas, harga minyak mentah berjangka AS pada akhir perdagangan Kamis dinihari (24/11) turun 0,19  persen di 47,94 dollar per barel, terganjal keraguan investor bahwa OPEC akan menyetujui pemotongan produksi yang cukup besar untuk dapat mengatasi kelebihan pasokan global minyak mentah. Harga minyak mentah diperkirakan akan bergerak naik dengan penurunan persediaan minyak mentah AS. Juga akan mencermati sentimen kesepakatan pemotongan produksi OPEC dan pergerakan dollar AS.

Sedangkan harga emas spot LLG pada akhir perdagangan Kamis dinihari (24/11) berakhir tergelincir terendah Sembilan bulan, merosot 1,92 persen pada 1,188.76 dollar per troy ons, tergerus penguatan dolar AS. Harga emas pada perdagangan selanjutnya berpotensi bergerak turun dengan menguatanya dollar AS.

Dari pasar valas, Dolar AS melonjak ke puncak lebih dari 13 tahun pada hari Rabu, didukung oleh data ekonomi AS optimis yang menunjukkan perekonomian di jalur untuk pertumbuhan yang stabil dan menguatnya ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve bulan depan dan tahun 2017. EURUSD turun 0,65 persen pada 1.0555. GBPUSD naik 0.09 % pada 1.2431.  USDJPY naik 1,21 persen pada 112.48. Dollar AS selanjutnya berpotensi naik dengan data ekonomi positif dan menguatnya ekspektasi kenaikan suku bunga AS bulan Desember.

Dari pasar modal Indonesia, Pada penutupan perdagangan Rabu sore (23/11), Indeks Harga Saham Gabungan berakhir naik 0,14 persen pada 5212,00. Penguatan IHSG terdorong aksi beli saham investor lokal. Untuk hari ini diperkirakan IHSG menguat terbatas dengan optimism ekonomi Indonesia dan kenaikan minyak mentah. Namun perlu dicermati penguatan dollar AS dan menguatnya ekspektasi kenaikan suku bunga AS dapat menekan bursa. IHSG  untuk perdagangan selanjutnya, diperkirakan akan ada di kisaran support 5172 -5192dan resisten  5222-5232. Saham-saham yang menarik untuk dicermati hari ini: BBTN, LPPF, UNVR dan WSKT.

Hari ini pasar akan mencermati  Pertumbuhan ekonomi Q3 Singapura, Nikkei Manufacturing PMI Flash November Jepang, Data Perdagangan Oktober Hong Kong, Pertumbuhan Ekonomi Q3, Ifo Business Climate November, GfK Consumer Confidence Desember Jerman.

 

Editor : Jul Allens

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here