Pada penutupan perdagangan Kamis sore (24/11), Indeks Harga Saham Gabungan berakhir merosot 2,00 persen pada 5107,62. Sedangkan indeks LQ 45 berakhir merosot 2,49 persen pada 851,49. Pelemahan IHSG terdorong kekuatiran kenaikan suku bunga AS bulan Desember.
Data ekonomi AS yang optimis dan risalah pertemuan kebijakan pejabat The Fed AS bulan November memberikan sinyal kuat untuk kenaikan suku bunga AS pada bulan Desember ini.
Pedagang menghargai kesempatan 100 persen untuk kenaikan suku bunga Desember, menurut CME Group’s FedWatch Tool.
Peningkatan ekspektasi kenaikan suku bunga AS menguatkan dollar AS sehingga menekan mata uang Rupiah. Terpantau mata uang Rupiah sore ini melemah. Pasangan kurs USDIDR menguat 0,50 persen pada 13,558.
Sore ini terpantau 90 saham menguat dan 229 saham melemah. Transaksi saham terjadi sebanyak 14,03 miliar saham dengan nilai nominal Rp.8,53 triliun, dengan frekuensi sebanyak 318,312 kali.
Pada sore ini, IHSG tertekan oleh 9 sektor yang negatif, dengan pelemahan tertinggi sektor Aneka Industri yang anjlok 2,85 persen.
Sore ini aksi profit taking investor asing terjadi. Terpantau dana asing yang keluar pasar modal mencapai net Rp 406,07 miliar lebih.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya IHSG akan bergerak rebound dengan aksi beli saham setelah penurunan tajam hari ini, juga dukungan optimisme ekonomi Indonesia. Secara teknikal IHSG akan bergerak dalam kisaran Support 5092-5078, dan kisaran Resistance 5127-5144.
Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang