Pelemahan rupiah di akhir perdagangan pasar valas Kamis (1/12) masih belum mampu keluar dari zona merahnya sekalipun dollar AS sedang alami tekanan jual dari lawan-lawannya. Lemahnya rupiah masih tertekan sentimen Trump effect yang membuat imbal hasil obligasi turun dan prospek perdagangan luar negeri terhadang. Hari ini dilaporkan terjadi kenaikan inflasi pada bulan November.
Lihat: Inflasi November Indonesia Meningkat
Pergerakan rupiah yang terbatas di akhir perdagangan bursa membuat modal asing keluar bursa sangat banyak melebihi arus masuknya sehingga tercetak net sell asing sebesar Rp181 miliar lebih. Namun tekanan jual investor asing tersebut tidak mampu menghadang laju IHSG yang naik 1%.
Lihat: IHSG 1 Desember Berakhir Naik Terdukung Peningkatan Minyak Mentah dan Inflasi
Pergerakan kurs rupiah di pasar spot sore ini bergerak negatif dengan posisi pelemahan 0,07% dari perdagangan sebelumnya dan kini bergerak pada kisaran Rp13565/US$ setelah dibuka kuat pada level Rp13579/US$. Untuk kurs Jisdor dan kurs transaksi antar bank yang ditetapkan Bank Indonesia hari ini dilemahkan dari perdagangan sebelumnya.
Kurs jisdor yang ditetapkan Bank Indonesia lebih lemah di 13582 dari perdagangan sebelumnya di 13563, demikian kurs transaksi antar bank juga dilemahkan ke 13650 dari perdagangan sebelumnya 13631.
Dan untuk pergerakan kurs Rupiah perdagangan esok hari diperkirakan dibuka positif di tengah lambatnya laju dollar AS hingga akhir perdagangan sesi Amerika esok pagi.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor : Jul Allens