Mengakhiri perdagangan pasar valas tanah air hari Kamis (15/12), rupiah masih alami tekanan dari dollar AS yang dimulai sejak awal perdagangan pasca keputusan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat yang menaikkan suku bunganya sebesar 25 bp. Kenaikan Fed rate sangat mengkhawatirkan pasar keuangan kawasan Asia sehingga banyak dana asing yang keluar dari kawasan tersebut.
Buruknya pergerakan rupiah hingga akhir perdagangan bursa semakin menambah modal asing keluar bursa melebihi arus masuknya, sehingga tercetak net sell sebesar Rp632 miliar lebih. Tekanan jual investor asing tersebut turut menekan laju IHSG yang anjlok 0,2%.
Lihat: IHSG 15 Desember Berakhir Lemah Tertekan Pelemahan Rupiah
Pergerakan kurs rupiah di pasar spot sore ini bergerak negatif dengan posisi penurunan 0,68% dari perdagangan sebelumnya dan kini bergerak pada kisaran Rp13384/US$ setelah dibuka kuat pada level Rp13343/US$. Untuk kurs Jisdor dan kurs transaksi antar bank yang ditetapkan Bank Indonesia hari ini diperlemah dari perdagangan sebelumnya.
Kurs jisdor yang ditetapkan Bank Indonesia lebih lemah di 13367 dari perdagangan sebelumnya di 13285, demikian kurs transaksi antar bank juga diperlemah ke 13434 dari perdagangan sebelumnya 13351.
Dan untuk pergerakan kurs Rupiah perdagangan esok hari diperkirakan dibuka negatif oleh kuatnya sentimen kenaikan Fed rate yang melajukan dollar AS hingga akhir perdagangan sesi Amerika esok pagi.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor : Jul Allens