Harga kopi arabica berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York pada penutupan perdagangan akhir pekan Sabtu dinihari (24/12) berakhir merosot. Pelemahan harga kopi arabica terpicu peningkatan perkiraan panen kopi arabica.
Brazil menaikkan estimasi panen kopi negara itu pada tahun 2016 sebagai lonjakan produksi biji arabika berbagai melebihi kemerosotan dalam produksi biji robusta.
Badan, yang dikenal sebagai Conab, kata petani Brasil tumbuh 51.400.000 132-pon kantong kopi di tahun 2016. Pada bulan September 2016 Conab memperkirakan panen 49,6 juta kantong. Perkiraan baru merupakan peningkatan dari 19% dari 43.200.000 kantong negara tersebut menghasilkan pada tahun 2015.
Petani di negara itu memproduksi 43.400.000 kantong kacang arabika pada tahun 2016, kata Conab, dibandingkan dengan 32 juta kantong pada 2015. Pada bulan September 2016 lembaga memperkirakan panen 41,3 juta kantong. Lonjakan tanaman arabika dari 2015 terutama disebabkan peningkatan luas tanaman dengan berbagai, kata Conab.
Harga kopi arabika berjangka untuk kontrak paling aktif bulan Maret 2017 ditutup turun pada posisi 1,3615 dollar, turun sebesar -2,95 sen atau setara dengan -2,12 persen.
Secara mingguan harga kopi arabica anjlok -4,42 persen, sebagian besar tergerus peningkatan pasokan dan panen di Brazil.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat terbatas dengan pelemahan Dollar AS. Harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level Resistance di posisi 1,3900 dollar dan 1,4200 dollar. Sedangkan level Support yang akan dihadapi jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 1,3300 dollar dan 1,3000 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang