Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan akhir tahun 2016 hari Sabtu dinihari (31/12) ditutup merosot. Harga kakao berjangka jatuh ke level terendah dalam lebih dari 3,5 tahun karena produksi cepat di penumbuh atas Pantai Gading meningkatkan kekhawatiran tentang pasokan berlebih di musim 2016/17.
Dealer mengatakan distribusi kakao untuk pelabuhan di Pantai Gading telah berjalan dengan baik di tahun lalu dan surplus global sekarang banyak diperkirakan untuk musim ini.
Di akhir perdagangan akhir tahun harga kakao berjangka kontrak Maret 2017 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup merosot. Harga komoditas tersebut ditutup turun sebesar -39 dollar atau -1,80 persen pada posisi 2.126 dollar per ton.
Harga kakao selama tahun 2016 mengalami anjlok yang besar -32,61 persen. Anjloknya harga kakao sebagian besar tergerus meningkatnya perkiraan surplus global dan penguatan dollar AS.
Malam nanti akan dirilis data ISM Manufacturing Desember yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan melemah terbatas dengan perkiraan surplus global dan penguatan dollar AS. Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Support pada posisi 2.080 dollar. Jika level Support tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.030 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan ditembus jika terjadi kenaikan ada pada 2.180 dollar dan 2.230 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang