Pada penutupan perdagangan Selasa sore (17/01), Indeks Harga Saham Gabungan berakhir turun tipis 0,06 persen pada 5266,94. Sedangkan indeks LQ 45 juga berakhir turun tipis 0,07 persen pada 878,90. Pelemahan IHSG terdorong kekuatiran Hard Brexit diimbangi dengan penguatan Rupiah.
Inggris Raya kemungkinan akan keluar dari pasar tunggal Uni Eropa untuk perdagangan barang dan jasa dan mencari hubungan perdagangan yang benar-benar baru dengan blok Eropa, demikian kemungkinan Perdana Menteri Theresa Mei akan nyatakan pada Selasa, saat ia menetapkan rencananya untuk Brexit.
May akan memberikan pidato di London untuk secara eksplisit mengatakan ia mengharapkan Inggris untuk meninggalkan pasar tunggal dan merombak link untuk serikat pabean, menurut orang yang akrab dengan masalah . Dia tidak memiliki kepentingan dalam keanggotaan “parsial” atau “asosiasi” dari Uni Eropa atau “sesuatu yang membuat kita setengah masuk, setengah kaluar,” menurut intisari berita yang dirilis oleh kantornya.
Lihat : Theresa May Sinyalkan Hard Brexit Untuk Inggris Raya
Mata uang Rupiah berakhir menguat sore ini. Pasangan kurs USDIDR melemah 0,22 persen pada 13,333.
Pada sore ini, IHSG tertekan oleh 4 sektor yang negatif, dengan pelemahan tertinggi sektor Konsumer yang merosot 0,59 persen.
Pasar akan mencermati pidato yang direncanakan pada hari Selasa oleh Perdana Menteri Inggris Theresa May apakah negara Inggris akan mengambil pendekatan lunak atau keras untuk Brexit. Keputusan Hard Brexit akan melemahkan poundsterling, dan sebaliknya menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya IHSG berpotensi melemah terbatas jika pelemahan Rupiah terjadi. Juga akan mencermati pergerakan bursa Wall Street dan harga minyak mentah nanti malam. Secara teknikal IHSG akan bergerak dalam kisaran Support 5248-5228, dan kisaran Resistance 5286-5306.
Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang