Pada akhir perdagangan akhir pekan Sabtu dini hari (28/01), harga batubara Rotterdam berakhir lemah tertekan merosotnya harga minyak mentah.
Harga minyak mentah tergelincir pada akhir perdagangan akhir pekan Sabtu dinihari (28/01), memperpanjang kerugian setelah data menunjukkan peningkatan pengeboran di Amerika Serikat, mengurangi fokus pada upaya oleh OPEC dan produsen lain untuk memotong pasokan.
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) berakhir turun 61 sen, atau 1,1 persen, ke $ 53,17 per barel, tetapi mengakhiri minggu ini naik 1,4 persen lebih tinggi.
Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional untuk harga minyak, turun 75 sen, atau 1,3 persen, pada $ 55,49 per barel pada 02:35 ET (1935 GMT). WTI berada di kerugian mingguan.
Lihat : Harga Minyak Mentah Akhir Pekan Turun 1 Persen; Mingguan Naik 1 Persen
Dengan pelemahan harga minyak mentah tersebut, harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan Februari 2017 merosot di posisi 80,85 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar -1,25 dollar atau setara dengan -1,52 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Untuk pekan ini, harga batubara rotteram ICE anjlok -5,44 persen, sebagian besar tergerus penguatan dollar AS dan kemerosotan harga minyak mentah.
Malam nanti akan dirilis data Personal Income, Personal Spending dan Pending Home Sales Desember, yang diindikasikan semuanya meningkat. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya berpotensi lemah dengan penguatan dollar AS. Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level Support pada posisi 80,35 dollar dan Support kedua di level 79,85 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 81,35 dollar dan 81,85 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang