Harga kopi arabica berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York pada penutupan perdagangan Rabu dinihari (01/02) berakhir lemah. Pelemahan harga kopi arabica terpicu peningkatan ekspor kopi arabica global.
Ekspor kopi global meningkat 8,3% dalam tiga bulan pertama 2016-17 tahun tanaman, kata International Coffee Organization (ICO).
ICO melaporkan ekspor kopi global pada 29.77 juta kantong 60-kg dari awal musim kopi global pada Oktober hingga akhir Desember, dibandingkan dengan 27.49 juta kantong selama periode yang sama tahun lalu.
Harga kopi arabika berjangka untuk kontrak paling aktif bulan Maret 2017 ditutup merosot pada posisi 1,4955 dollar, turun sebesar -1,60 sen atau setara dengan -1,06 persen.
Selama bulan Januari, harga kopi arabica ICE melonjak tinggi 9,12 persen, terdukung kenaikan harga kopi arabica pada 3 minggu awal di bulan ini.
Pada minggu pertama harga kopi masih kuat, didukung oleh penguatan Real Brazil, melemahnya dollar AS dan juga mengikuti kenaikan harga kopi robusta. Demikian juga minggu kedua harga kopi arabica ICE melonjak terdukung pelemahan dollar AS, penguatan mata uang Real Brazil dan mengikuti kenaikan harga kopi robusta. Sedangkan untuk minggu ketiga kenaikan sebagian besar didukung lemahnya dollar AS, penguatan Real Brazil dan penurunan produksi.
Malam nanti akan dirilis data Adp Employment Change Januari dan ISM Manufacturing PMI Januari yang diindikasikan naik. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi lemah dengan penguatan dollar AS. Harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level Support di posisi 1,4650 dollar dan 1,4350 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan dihadapi jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 1,5250 dollar dan 1,5550 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang