Harga gula berjangka ICE ditutup melonjak pada akhir perdagangan bursa ICE Futures New York akhir pekan Sabtu dinihari (08/04). Harga komoditas ini mengalami kenaikan terbantu lonjakan minyak mentah.
Harga minyak mentah akhir pekan melompat 1 persen terpicu AS menyerang Suriah, yang memberikan sentimen kekuatiran pengetatan pasokan. Untuk minggu ini harga minyak mentah melonjak 4 persen.
Para pedagang mengantisipasi bahwa harga minyak yang lebih tinggi akan mendorong produsen tebu lebih memilih mengkonversi tebu menjadi etanol dibandingkan gula, sehingga produksi gula menurun dan semakin meningkatkan harga gula.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Mei 2017 terpantau melonjak. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup turun sebesar 0,32 sen atau setara dengan 1,95 persen pada posisi 16,77 sen per pon.
Lonjakan harga di akhir pekan dan juga hari sebelumnya terdukung keputusan impor India, membuat harga gula naik 1,27 persen pada minggu ini.
Malam ini akan dirilis Fed Labor Market Condition Index Maret yang diperkirakan lebih lemah. Jika terealisir dapat melemahkan dollar AS. Juga dinihari nanti akan ada pidato dari Ketua The Fed AS Janet Yellen yang akan dicermati.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga gula berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi menguat terbatas jika terjadi pelemahan dollar AS. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Resistance pada posisi 17,30 sen dan 17,80 sen. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi pelemahan harga ada pada posisi 16,30 sen dan 15,80 sen.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang