Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan akhir pekan Sabtu dinihari (22/04) ditutup naik. Kenaikan harga kakao terdorong peningkatan hasil penggilingan Amerika Utara.
Penggilingan kakao Amerika Utara meningkat pada awal tahun ini, sejalan dengan harapan bahwa prosesor akan merespons penurunan harga.
National Confectioners Association melaporkan penggilingan kakao, mewakili volume kacang yang diolah menjadi bubuk dan mentega, pada 120.152 ton dalam tiga bulan pertama tahun 2017. Ini adalah kenaikan 1,2% year-on-year, dan meningkat 2,2% pada periode tiga bulan sebelumnya.
Di akhir perdagangan harga kakao berjangka kontrak Juli 2017 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan kenaikan. Harga komoditas tersebut ditutup naik sebesar 51 dollar atau 2,83 persen pada posisi 1.850 dollar per ton.
Namun lonjakan kenaikan harga kakao akhir pekan hanya mengurangi anjlok lebih jauh harga kakao. Pada pekan ini harga kakao masih anjlok -3,39 persen, sebagian besar tergerus peningkatan produksi Pantai Gading dan Ghana sementara permintaan menurun. Pelemahan juga terpicu penguatan dollar AS dan aksi jual teknis.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi naik jika pelemahan dollar AS terus terjadi. Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Resistance pada posisi 1.900 dollar. Jika level Resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 1.950 dollar. Sedangkan level Support yang akan ditembus jika terjadi penurunan ada pada 1.800 dollar dan 1.750 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang