Bank Indonesia (BI) terpantau memperkuat nilai kurs rupiah transaksi hari Selasa (9/5) terhadap dollar AS dengan menurunkan nilainya dari perdagangan sebelumnya, namun itu tidak cukup mengangkat rupiah di perdagangan pasar spot yang sedang tertekan. Rupiah awal perdagangan pagi dibuka dengan posisi yang lebih lemah dari penutupan kuat perdagangan sebelumnya, dan posisi dollar AS sedang dalam tekanan profit taking.
Pergerakan rupiah yang negatif terhadap dollar AS tidak membuat investor asing tarik modalnya, justru setor banyak modalnya ke bursa saham sehingga tercetak net buy sebesar Rp264 miliar lebih. Support modal investor asing tersebut turut menyumbang tenaga bagi rally IHSG diatas kisaran 5700.
Lihat: IHSG 9 Mei Bergerak di Rekor Tertinggi, Sektor Keuangan dan Konsumer Sama Kuat
Pergerakan kurs rupiah di pasar spot pagi ini bergerak negatif dengan posisi melemah 0,21% dari akhir perdagangan sebelumnya dan kini bergerak pada kisaran Rp13322/US$ setelah dibuka lemah pada level Rp13319/US$. Dan untuk kurs jisdor BI tetapkan lebih kuat menjadi 13317 dari 13324 perdagangan sebelumnya.
Untuk pergerakan kurs Rupiah di pasar spot selanjutnya berpotensi melemah sekalipun posisi dollar AS sedang dalam tekanan jual terhadap banyak rival utamanya. Sehingga analyst Vibiz Research Center memperkirakan rupiah bergerak di level support di 13340 dan resistance di 13310.
H Bara/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Jul Allens