Inflasi Mei Singapura Naik Tertinggi 3 Tahun

1105

Harga konsumen di Singapura naik di bulan Mei dari bulan sebelumnya, menurut data dari Departemen Statistik pada hari Jumat (23/06). Kenaikan ini merupakan tertinggi sejak Juni 2014.

Indeks harga konsumen (CPI) – ukuran kunci dari inflasi utama – meningkat menjadi 1,4 persen di bulan Mei, dibandingkan dengan 0,4 persen di bulan April.

Kenaikan ini terutama disebabkan oleh perubahan waktu pencairan pembayaran layanan dan pemeliharaan (S & CC), kata Otoritas Moneter Singapura (MAS) dan Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI).

Rabat S & CC dicairkan pada bulan Mei tahun lalu, namun pada bulan April tahun ini.

Sebagai hasil dari perubahan tersebut, pemeliharaan dan perbaikan perumahan lebih tinggi dari tahun lalu, sehingga biaya akomodasi turun sebesar 1,5 persen lebih kecil dibandingkan dengan penurunan 6,7 persen pada bulan April, MAS dan MTI mengatakan.

Biaya listrik dan gas juga naik sebesar 19,1 persen di bulan Mei dibandingkan dengan 18,7 persen pada bulan sebelumnya karena kenaikan tarif gas yang lebih besar didukung oleh pemulihan harga minyak dunia selama beberapa bulan terakhir.

Inflasi makanan meningkat menjadi 1,5 persen di bulan Mei dari 1,3 persen pada bulan April, didorong oleh kenaikan yang lebih besar dalam harga makanan yang tidak dimasak.

Inflasi transportasi jalan pribadi, di sisi lain, turun dari 7 persen di bulan April menjadi 6,1 persen di bulan Mei karena kenaikan harga mobil dan bensin yang lebih moderat.

Inflasi layanan juga turun menjadi 1,4 persen dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,7 persen, yang mencerminkan penurunan biaya liburan dan tarif udara.

Sementara itu, inflasi inti MAS turun menjadi 1,6 persen di bulan Mei, sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya yang 1,7 persen. Hal ini disebabkan oleh turunnya inflasi jasa, yang lebih banyak mengimbangi kenaikan konsumsi makanan serta inflasi listrik dan gas, kata pihak berwenang.

Ke depan, MAS dan MTI mengatakan bahwa tekanan inflasi eksternal telah meningkat di tengah perputaran di pasar komoditas global, dengan kenaikan harga minyak dunia dari penurunan mereka pada tahun 2016 menjadi rata-rata lebih tinggi tahun ini walaupun ini akan ditutup oleh persediaan yang meningkat dan kenaikan produksi minyak mentah AS .

Sumber inflasi dalam negeri tetap relatif melemah, dengan kondisi di pasar tenaga kerja kendur dan diperkirakan akan meredam tekanan upah yang mendasarinya, kata mereka.

Untuk tahun 2017, inflasi inti MAS diperkirakan rata-rata 1 sampai 2 persen, dibandingkan dengan 0,9 persen pada tahun 2016, sementara inflasi IHK-semua item diproyeksikan akan meningkat menjadi 0,5 sampai 1,5 persen dari -0,5 persen tahun lalu, tambah MAS Dan MTI.

Doni/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here