Harga CPO Mingguan Turun 1,8 Persen; Potensi Dukungan dari Kenaikan Minyak Mentah dan Dollar AS

750

Perdagangan CPO di bursa Malaysia hari Senin ini libur merayakan Idul Fitri.

Pada perdagangan akhir pekan Jumat (23/06) harga CPO berakhir lemah. Penurunan harga CPO tertekan perkiraan kenaikan produksi.

Produksi di Malaysia, produsen terbesar kedua di dunia setelah Indonesia, naik 6,9% menjadi 1,65 juta ton di bulan Mei dari bulan sebelumnya, menurut data terbaru dari Malaysian Palm Oil Board.

Di minyak terkait lainnya, minyak kedelai di Chicago Board of Trade diperdagangkan datar, sementara minyak kedelai September di Dalian Commodity Exchange turun 0,4%. Kontrak olein palm September sedikit turun 0,1%.

Harga minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan minyak terkait, karena mereka bersaing memperebutkan pasokan di pasar minyak nabati global.

Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia akhir pekan ditutup melemah. Harga kontrak September 2017 yang merupakan kontrak paling aktif melemah sebesar -8 ringgit atau -0,3 persen dan diperdagangkan pada posisi 2.439 ringgit per ton.

Untuk minggu ini harga CPO turun -1,8 persen. Pelemahan harga CPO sebagian besar disebabkan pelemahan minyak mentah dan minyak nabati saingannya, ditambah lemahnya permintaan dan produksi Malaysia yang meningkat.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya berpotensi naik jika harga minyak mentah dan dollar AS lanjutkan penguatan.

Harga CPO berjangka kontrak September 2017 di bursa komoditas Malaysia berpotensi menguji level Resistance pada posisi 2.490 ringgit dan 2.540 ringgit. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan ada pada posisi 2.390 ringgit dan 2.340 ringgit.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here