Harga minyak mentah naik pada hari Senin (03/07) di sesi Asia, terangkat pada penurunan pertama dalam aktivitas pengeboran A.S. dalam beberapa bulan, meskipun kenaikan dibatasi oleh laporan kenaikan produksi OPEC bulan lalu bahkan saat kelompok tersebut telah berjanji untuk memotong pasokan.
Harga minyak mentah berjangka A.S. West Texas Intermediate (WTI) naik 14 sen atau 0,3 persen menjadi $ 46,18 per barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 9 sen atau 0,18 persen menjadi $ 48,86 per barel.
Harga terangkat saat aktivitas pengeboran di Amerika Serikat untuk produksi minyak baru turun untuk pertama kalinya sejak Januari, turun dua kilang.
Harga minyak mentah A.S. turun 9 persen selama kuartal kedua yang berakhir pada Juni sementara minyak berjangka Brent turun 9,3 persen. Itu memperpanjang kerugian kuartal pertama.
Meskipun terjadi penurunan aktivitas pengeboran A.S., jumlah total kilang masih lebih dari dua kali lipat dari 341 rig pada minggu yang sama tahun lalu, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes.
Selain itu, pasar minyak global tetap mengalami kelebihan pasokan karena produksi dari dalam Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mencapai level tertinggi 2017.
Produksi OPEC Juni naik 280.000 barel per hari (bpd) menjadi 32,72 juta bph, menurut sebuah survei Reuters, terlepas dari janji kelompok tersebut untuk menahan produksi dalam upaya memperketat pasar.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berptensi bergerak naik jika pelemahan dollar AS berlanjut dan upaya bargain hunting. Harga minyak mentah diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 46,50-$ 47,00, dan jika harga turun akan menembus kisaran Support $ 45,50-$ 45,00.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang