(Vibiznews – Economy & Business) – Saudi Aramco akan memulai perdagangan minyak mentah yang dibeli dari wilayah penghasil non-Saudi bersama perusahaan lain dalam bentuk usaha patungan internasionalnya sebagai eksportir minyak terbesar di dunia yang berusaha mengoptimalkan keuntungan.
Ekspansi ke dalam minyak mentah muncul saat Saudi Aramco berupaya untuk meningkatkan valuasinya menjelang IPO atau penawaran umum perdana terbesar di dunia.
Didirikan pada tahun 2012 untuk memasarkan produk olahan, minyak dasar dan petrokimia massal, Aramco Trading Company (ATC) akan berkembang menjadi eksportir minyak mentah bersama perusahaan lain dalam bentuk usaha patungan menjadi Aramco Internasional seperti kerjasama dengan kilang Motiva di AS dan S-Oil di Korea Selatan.
Perusahaan Saudi Aramco [IPO-ARMO.SE] ke luar negeri membeli sebagian minyak mentah dari Negara lain non Saudi untuk komoditas ekonomi dan minyak mentah yang lebih baik. Pengemasan Port Arthur yang berproduksi 603.000 per barel (bpd) di Texas menjadi anak perusahaan Saudi Aramco pada tanggal 1 Mei setelah Aramco dan Royal Dutch Shell mengakhiri 20 tahun kemitraan pemurnian.
Unit usaha Saudi Aramco memperdagangkan sekitar 1,5 juta barel per hari produk kimia dan polimer cair dan halus, menurut situs webnya. ATC membuka kantor pertamanya di luar negeri yaitu di Singapura pada tahun 2015 untuk memasarkan produk minyak dan memenangkan bisnis baru untuk perusahaan induk dari kawasan Asia.
ATC telah memperdagangkan volume yang lebih tinggi di pasar derivatif sejak akhir 2014 karena Arab Saudi membalik dari importir diesel bersih menjadi pengekspor bahan bakar karena Saudi Aramco memperluas jejak pengilangan globalnya.
Produsen minyak Timur Tengah berkeliaran membeli dan menjual minyak untuk meningkatkan pendapatan mereka karena penurunan tajam harga minyak mentah sejak pertengahan 2014 telah memaksa industri ini menjadi lebih efisien dan terfokus secara komersial.
Selasti Panjaitan/VMN/VBN/Senior Analyst Stocks-Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang