(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah naik pada akhir perdagangan Sabtu dinihari (18/11), namun belum dapat mengatasi kerugian pada minggu ini, yang tertekan oleh kekhawatiran akan kelebihan pasokan.
Harga minyak mentah berjangka A.S. berakhir naik $ 1,41, atau 2,6 persen menjadi $ 56,55 per barel. Untuk minggu ini harga minyak mentah AS turun 0,5 persen.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik $ 1,23, atau 2 persen, pada $ 62,59 per barel pada pukul 2:27. ET (1827 GMT), pulih setelah lima sesi mengalami kerugian.
Sebuah kebocoran minyak 5.000 barel di South Dakota – yang menyebabkan TransCanada Corp menutup sistem pipa Keystone pada hari Kamis, memberikan sentimen bullish.
Namun harga minyak masih mencatat penurunan mingguan pertama mereka dalam enam minggu, karena tanda-tanda kenaikan produksi A.S. diperparah oleh keraguan bahwa Rusia akan mendukung kesepakatan OPEC untuk memperpanjang pembatasan produksi.
Produksi mingguan minyak mentah AS mencapai rekor 9,65 juta barel per hari (bpd) bulan ini, yang berarti produksi A.S. hampir 15 persen dari harga terendah terakhir di pertengahan 2016.
Jumlah kilang yang beroperasi di ladang minyak AS tidak berubah, setelah membukukan kenaikan terbesar sejak Juni di minggu sebelumnya, kata perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes.
Badan Energi Internasional mengatakan pada hari Kamis bahwa A.S. harus memperhitungkan 80 persen kenaikan global dalam produksi minyak.
Pertemuan OPEC berikutnya pada 30 November. Tetapi tanda-tanda bahwa dukungan Rusia untuk kesepakatan tersebut mungkin akan goyah telah memunculkan ketidakpastian dan merongrong rally baru-baru ini.
Analis mengatakan dukungan Rusia untuk meresmikan perpanjangan kesepakatan dipertanyakan, bahkan jika hanya untuk menunda keputusan sampai kuartal pertama 2018.
Arab Saudi telah mengisyaratkan kemauan untuk memperpanjang pembatasan, yang akan berakhir pada Maret 2018, demikian menteri energi Khalid al-Falih.
Beberapa analis mengatakan bahwa fokus pasar pada pengurangan produksi OPEC terlalu dibesar-besarkan, dengan mengatakan dampaknya terhadap surplus sangat rendah.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi turun dengan kekuatiran peningkatan produksi AS. Namun jika dolar AS terus melemah dapat memicu kenaikan. Harga diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support $ 56,00 -$ 55,50, dan jika harga naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 57,00-$ 57,50.
Asido Situmorang/VMN/VBN/Editor & Senior Analyst Vibiz Research Center