( Vibiznews – Economy Business) –Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai dengan akhir tahun 2017 diperkirakan akan mencapai 5.1%. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberi penjelasan bahwa walaupun akhir tahun tinggal beberapa hari lagi, Pemerintah akan terus berupaya untuk mengumpulkan penerimaan pajak dan merealisasikan belanja negara, terutama untuk program prioritas.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan, sampai akhir tahun 2017 penerimaan pajak akan di bawah dari target APBNP 2017 yaitu Rp 1.283,6 triliun. “Estimasi shortfall kami ada di kisaran Rp 110 triliun sampai Rp 130 triliun,” kata Sri Mulyani di kantornya saat mempresentasikan realisasi APBN 2017, Rabu (20/12).
“Pemerintah akan terus menjaga bersama Bank Indonesia untuk indikator-indikator makro. Fokus kita pada bulan Desember ini adalah bagaimana merealisasikan belanja negara yang sudah dianggarkan pada tahun 2017. Seperti yang diketahui prioritas belanja negara mencakup prioritasnya untuk pembangunan infrastruktur, meningkatkan kualitas SDM, dan juga untuk transfer daerah dalam rangka memperbaiki pelayanan daerah termasuk dana desa,” ujar Menkeu di Aula Djuanda, pada acara konferensi pers “APBN KiTa (Kinerja dan Fakta), Rabu (20/12).
Adapun realisasi asumsi dasar ekonomi makro sampai dengan 15 Desember 2017 yaitu Pertumbuhan ekonomi 5,03%, inflasi 3,3% sampai dengan bulan November 2017, tingkat bunga SPN 5%, Nilai tukar Rupiah/USD Rp13.377, harga minyak mentah Indonesia 50,3 US$/barel, lifting minyak 796,9 ribu barel/hari, dan lifting gas 1.126,6 ribu barel setara minyak perhari.
Realisasi pendapatan negara sampai dengan 15 Desember 2017 mencapai Rp.1.496,9 triliun dengan penerimaan perpajakan sebesar Rp.1.211,5 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp281 triliun, dan Penerimaan Hibah sebesar Rp4,4 triliun. Sedangkan realisasi Belanja Pemerintah Pusat mencapai Rp1.132,3 triliun dan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa mencapai Rp717,3 triliun. Dengan demikian defisit APBN sampai dengan 15 Desember adalah 2,62%.
“Dengan realisasi ini kita melihat untuk tahun 2017, keseluruhan APBNP 2017 masih ada di dalam rambu-rambu UU APBNP 2017. Hingga akhir tahun kita perkirakan defisit masih ada di sekitar 2,6-2,7%. sekarang realisasinya sudah di 2,62%, masih jauh dibawah maksimum defisit yang ada di dalam UU APBNP yaitu 2,92%. Dan ini berarti kita tetap berada dalam situasi APBN 2017 yang cukup stabil,” ujarnya.
Sumber: Kementerian Keuangan/Biro KLI
Belinda/VMN/VBN/Senior Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang