Dapatkah Teknologi Sebagai Alat Untuk Mengatasi Ketimpangan?

801

(Vibiznews – Technology) – Melihat perkembangan teknologi digital yang mengarah ke revolusi industri 4.0 dimana transaksi dunia akan didominasi oleh otomatisasi, perlu adanya antisipasi dalam menghadapi efek yang ditimbulkannya yaitu terjadinya ketimpangan dan ketersediaan lapangan pekerjaan di masa depan.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) cq. Badan Kebijakan Fiskal (BKF) bekerjasama dengan Bank Indonesia menyelenggarakan seminar internasional yang mengangkat tema “Inequality & the Role of Technology in Shaping the Future of Work”, di Yogjakarta pada Selasa (23/01). “Seminar internasional ini diadakan untuk mendukung tema G20 tahun 2018 di bawah Presidensi Argentina yang mengangkat isu the Future of Work,” ujar Rionald Silaban Staf Ahli bidang Makro Ekonomi dan Keuangan

Dalam seminar ini para panelis membahas isu ketimpangan baik di domestik dan antar negara di dunia dan bagaimana mengatasinya, terutama dengan memanfaatkan transformasi teknologi sebagai alat untuk untuk memungkinkan terjadinya pemerataan (equality), terutama di dunia kerja di masa depan (the Future of Work). Jogja dipilih sebagai kota diadakannya seminar ini karena Jogja berinisiatif untuk menghadapi ketimpangan dengan menggunakan teknologi dan mengembangkan kampung cyber sejak tahun 2008. Di kampung ini para warga didukung dengan akses internet untuk meningkatkan penjualannya.

“Perkembangan teknologi saat ini dapat membantu mengurangi ketimpangan atau malah memperlebar. Salah satu contoh pengurangan ketimpangan, petani yang biasa menggunakan gadget bisa mendapatkan informasi mengenai benih yang cocok, ramalan cuaca sampai harga komoditas di pasar sehingga memiliki daya tawar lebih tinggi,” ujar Menteri Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro pada saat Konferensi Pers.

Ketidaksetaraan merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian dunia karena dapat membawa implikasi negatif yang signifikan dalam pertumbuhan jangka panjang dan stabilitas disamping itu juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi melalui perlambatan produktivitas yang disebabkan oleh keterbatasan akses terhadap edukasi, kesehatan, pekerjaan dan penciptaan lapangan kerja baru.

“Studi Mckinsey tahun 2016, 52.6 juta pekerjaan akan berpotensi digantikan oleh mesin dan hanya 3.7 juta pekerjaan baru akan tercipta atas majunya teknologi dalam 7 tahun ke depan,” Jelas Menteri Bappenas saat memberikan keynote speech di seminar ini.

Menteri Bappenas menambahkan, penggunaan teknologi memiliki peran penting sebagai alat untuk mengatasi ketimpangan dalam perekonomian, teknologi dapat memperbaiki konektifitas antar daerah, pulau maupun negara dan juga memfasilitasi pertukaran informasi, terkait pentingnya penggunaan teknologi internet dalam perekonomian, pemerintah berencana membangun infrastruktur broadband di 100 desa dan Base Transceiver Stations (BTS) pada 380 lokasi.

 

 

Sumber : Kementerian Keuangan

Belinda Kosasih/Coordinating Partner of Banking Business
Editor : Asido Situmorang

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here