(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah hingga akhir perdagangan sesi Asia akhir pekan hari umat (02/03) masih terpuruk setelah 3 hari berturut sebelumnya anjlok terus. Harga minyak mentah kali ini tidak terpengaruh dengan posisi dollar AS yang kini anjlok, namun tertekan oleh perdagangan save haven akibat kekhawatiran rencana pemerintah Amerika pekan depan akan mengenakan tarif impor baja dan aluminium.
Harga minyak mentah WTI sempat dibuka kuat tipis awal perdagangan namun turun terus hingga siang ini ke posisi $60.83 yang melemah 0,08 atau 0,13 persen dari perdagangan sebelumnya yang sempat terjun ke posisi $60.17. Posisi ini merupakan posisi harga terendah dalam dua minggu.
Analis Vibiz Research melihat harga minyak mentah berada di jalur untuk penurunan 4 persen minggu ini, penurunan mingguan pertama dalam tiga pekan terakhir. Kuatnya harga minyak WTI 3 pekan tersebut didorong oleh penurunan persediaan minyak di titik pengiriman Cushing-Oklahoma.
Pekan ini anjloknya harga minyak mentah menerima sentimen negatif dari laporan pasokan minyak mentah AS, dimana stok minyak mentah naik pekan lalu bahkan saat kilang naik, meningkat 3 juta barel dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan 2,1 juta barel. Namunmenurut EIA pasokan minyak turun lagi di Cushing di Oklahoma, dengan persediaan turun 1,2 juta barel, penurunan 10 minggu berturut-turut.
Namun untuk harga minyak mentah jenis Brent naik 7 sen atau 0,1 persen menjadi $ 63,90 per barel, setelah perdagangan sebelumnya turun 1,4 persen yang merupakan level terendah dua minggu. Pekan ini harga minyak Brent bergerak turun dan akan membentuk penurunan mingguan sebesar 5,1 persen.
Jul Allens, Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang