(Vibiznews – Economy & Business) Gubernur Bank of Japan (BOJ) Haruhiko Kuroda menjelaskan pada hari Selasa (06/03) bahwa pernyataan Bank of Japan mungkin keluar dari stimulus moneter pada tahun fiskal 2019, bukan berarti akan benar-benar melakukannya saat itu.
“Saat ini terlalu dini untuk memperdebatkan alat apa yang harus kita gunakan, dan kecepatan seperti apa yang harus kita ambil,” katanya pada hari Selasa seperti dilansir Bloomberg.
Kuroda menekankan bahwa dia tidak bermaksud menyiratkan bahwa BOJ akan melakukan perubahan pada tahun fiskal mulai bulan April 2019 saat memperkirakan target inflasi 2 persen.
“Saya mengatakan bahwa kita akan membahas bagaimana melangkah maju dengan keluar.” Saya tidak pernah mengatakan bahwa kita akan segera keluar pada tahun fiskal 2019, “katanya kepada anggota parlemen.
Yen menguat saat kesaksian Kuroda di parlemen, mencapai level tertinggi 106,07 melawan dolar sebelum melemah.
Sejak bergabung dengan BOJ pada tahun 2013, Kuroda telah memimpin kenaikan besar dalam jumlah triliunan aset senilai yen. Jika semua berjalan seperti perkiraan dan inflasi naik menjadi 2 persen, dia juga akan memimpin kebijakan tersebut selama lima tahun berikutnya, yang akan dimulai bulan depan.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group