(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah naik untuk hari kedua pada akhir perdagangan Kamis dinihari (22/03), naik tertinggi enam minggu, pada penurunan mengejutkan dalam persediaan minyak mentah AS dan karena kekhawatiran bertahan atas kemungkinan gangguan pasokan Timur Tengah.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berakhir naik $ 1,63, atau 2,6 persen, pada $ 65,17 per barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent berjangka naik $ 1,97, atau 2,9 persen, pada $ 69,39 per barel pada 14:24. ET. Harga telah meningkat sekitar 12 persen sejak menyentuh level terendah dua bulan $ 61,77 pada awal Februari.
Harga minyak nyaris tidak beranjak setelah Federal Reserve AS menaikkan suku bunga dan meningkatkan prospek pertumbuhan ekonomi.
Data yang dirilis oleh Administrasi Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu pagi menunjukkan penurunan mengejutkan 2,6 juta barel dalam persediaan minyak mentah. Analis memperkirakan 2,5 juta barel kenaikan.
Pasokan bensin turun 1,7 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 2,0 juta barel. Pasokan distilasi, yang termasuk minyak diesel dan pemanas, turun 2,0 juta barel, dibandingkan ekspektasi untuk penurunan 1,7 juta barel, data EIA menunjukkan.
Investor sangat waspada terhadap kenaikan tajam produksi AS, yang telah tumbuh lebih dari 20 persen sejak pertengahan 2016, menjadi 10,41 juta bpd, menempatkan Amerika Serikat pada jalur untuk menjadi produsen minyak terbesar dunia tahun ini.
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman pada Selasa tiba di Washington untuk kunjungan kenegaraan, meningkatkan spekulasi bahwa Amerika Serikat dapat menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, menyusul kritik baru terhadap kesepakatan nuklir 2015.
Analis juga menunjuk pencalonan Mike Pompeo sebagai Sekretaris Negara AS yang baru sebagai risiko terhadap pasar minyak, mengingat ia dengan keras menentang kesepakatan nuklir Iran sebagai anggota Kongres.
Jika Amerika Serikat menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, analis mengatakan bahwa kemungkinan akan menghasilkan penurunan 250.000 hingga 500.000 barel per hari (bpd) dalam ekspornya pada akhir tahun.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi menguat dengan sentimen bullish ketegangan Timur Tengah dan penurunan persediaan mingguan AS. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 65,70-$ 66,20, dan jika harga turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 64,70-$ 64,20.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group