Market Outlook, 26-30 March 2018

1425

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia semakin tertekan lebih dalam oleh arus modal ke luar investor asing dan sentimen negatif bursa kawasan yang umumnya terjungkal, sehingga secara mingguan bursa ditutup melemah tajam ke level 6,210.700, sempat amblas ke 6,085. Untuk minggu berikutnya (26-29 Maret) –Jumat hari libur perayaan Jumat Agung- IHSG kemungkinan agak tertahan oleh indikasi bargain hunting dengan tetap melihat bursa Asia sebagai indikasi. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 6500 dan 6607, sedangkan support di level 6085 dan kemudian 5979.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat berlanjut melorot sementara dollar AS juga sebenarnya melemah di pasar global, di mana secara mingguan rupiah melemah ke level Rp13,778. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,800 dan 13,983, sementara support di level 13,640 dan 13,528.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data CB Consumer Confidence pada Selasa malam; disambung dengan rilis Final GDP q/q dan Crude Oil Inventories pada Rabu malam; berikutnya data Revised UoM Consumer Sentiment pada Kamis malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Current Account Inggris pada Kamis sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Manufacturing PMI China pada Sabut pagi.

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar melemah sekitar satu bulan terendahnya oleh ramainya kekhawatiran perang dagang global, di mana secara mingguan index dollar AS melemah tipis ke level 89.50. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau menguat ke 1.2350. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.2554 dan kemudian 1.2839, sementara support pada 1.2154 dan 1.1922.

Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.4129 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.4277 dan kemudian 1.4344, sedangkan support pada 1.3781 dan 1.3711. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 104.71. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 107.28 dan 109.97, serta support pada 102.54 serta level 101.18. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7697. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7916 dan 0.7988, sementara support level di 0.7627 dan 0.7501.

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah oleh tensi kekhawatiran perang dagang yang merebak kuat di pasar. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau melemah tajam ke level 20655. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 21970 dan 22500, sementara support pada level 20210 dan lalu 19795. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir terpuruk ke level 30076. Minggu ini akan berada antara level resistance di 31976 dan 33510, sementara support di 29110 dan 28704.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau tergelincir, tertekan oleh isyu perang dagang antara Amerika dan China yang membuat bursa AS melorot sekitar 6% dalam loss mingguan terburuk sejak Januari 2016. Dow Jones Industrial secara mingguan jatuh ke level 23542, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 24962 dan 25800, sementara support di level 23360 dan 23242. Index S&P 500 minggu lalu terpeleset ke level 2589.0, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2737 dan 2801, sementara support pada level 2532 dan 2488.

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat ke level satu bulan tertingginya oleh meningkatnya risiko perang dagang antara Amerika dengan China, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang menguat ke level $1346.75 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1361 dan berikut $1365, serta support pada $1306 dan $1302. Di Indonesia, harga spot emas terpantau menguat ke level Rp594,091 per gram.

 

Dinamika harga instrumen investasi ternyata bergerak begitu aktif, bahkan selama 24 jam dalam 5 sampai 6 hari perdagangan. Buat banyak investor retail lokal tidak mungkin untuk terus memantau pergerakan harga secara non-stop. Dalam situasi seperti ini, akan terasa manfaat dari online trading system. Inilah sistem investasi di mana kita dapat pasang order terlebih dahulu, bahkan dengan programming yang telah ditentukan sebelumnya. Begitu banyak metode dan teknik untuk trading profit. Kalau Anda mau belajar lebih jauh, ikuti terus Vibiznews.com. Semua serba investasi ada di situ. Mari, terus maju bersama Vibiznews.com untuk keuntungan investasi Anda, pembaca setia Vibiznews! Tak lupa disampaikan, bagi pembaca yang merayakannya pada minggu ini: Selamat hari raya Paskah!

 

 

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here