(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah jatuh pada akhir perdagangan Kamis dinihari (29/03) tergerus pasokan minyak mentah AS yang melonjak, juga dolar AS yang lebih kuat memberikan tekanan.
Minyak mentah memperpanjang kerugian awal setelah Administrasi Informasi Energi (EIA) AS melaporkan persediaan minyak mentah negara itu melonjak 1,6 juta barel dalam seminggu sampai 23 Maret. Pasokan juga melonjak 1,8 juta barel di pusat pengiriman yang diawasi ketat untuk minyak mentah AS yang terletak di Cushing, Oklahoma. .
Harga minyak mentah berjangka WTI tenggelam lebih dari 2 persen di bagian bawah sesi, melayang lebih jauh dari puncak Senin, yang hampir membentuk tertinggi baru tiga tahun. Kontrak berakhir turun 87 sen, atau 1,3 persen, pada $ 64,38.
Harga minyak mentah berjangka internasional Brent juga memperpanjang kerugian, dengan kontrak yang paling banyak diperdagangkan untuk pengiriman Juni juga turun sekitar 2 persen, sebelum pulih sedikit untuk diperdagangkan turun 71 sen, atau 1 persen, pada $ 68,75. Kontrak Mei Brent, yang berakhir pada hari Kamis, turun 62 sen, atau 0,9 persen, pada $ 69,52.
Ketegangan geopolitik dan ancaman gangguan pasokan di Timur Tengah yang mendorong harga minyak juga mulai mereda seiring dengan berlalunya waktu.
Ketegangan itu termasuk peluncuran roket dari Yaman ke negara tetangga Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar di dunia, dan serangan Putra Mahkota Saudi, Mohammad bin Salman dalam perseteruan panjang kerajaan dengan rival regional Iran menjelang kunjungannya di AS.
Angka produksi AS mingguan dari EIA menunjukkan produksi Amerika terus meningkat lebih tinggi menjadi 10,43 juta barel per hari, semakin memperkuat peran baru Amerika Serikat sebagai produsen terbesar kedua dunia, di belakang Rusia dan di depan Arab Saudi.
Sementara itu, ekspor minyak negara tetap kuat, menciptakan tantangan bagi OPEC dan Rusia untuk pemangkasan produksi yang ditujukan untuk menyusutkan pasokan minyak mentah global. Pengiriman minyak AS mingguan tetap kurang lebih hanya di bawah 1,6 juta barel per hari.
Ke-14 anggota kartel minyak OPEC bermitra dengan Rusia dan produsen lain untuk mempertahankan 1,8 juta barel per hari dari pasar hingga akhir tahun. Awal pekan ini, Pangeran Mohammed mengatakan kepada Reuters perjanjian untuk mengoordinasikan produksi bisa berlangsung selama 10 hingga 20 tahun.
Dolar AS juga melanjutkan rebound dari posisi terendah lima minggu pada hari Rabu. Dolar dan minyak berjangka terkadang bergerak berlawanan arah. Dolar AS yang lebih kuat membuat komoditas denominasi dolar seperti minyak mentah lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi melemah dengan meningkatnya pasokan minggua AS. Namun bisa terjadi kenaikan jika aksi bargain hunting terjadi memanfaatkan pelemahan harga minyak. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 63,90-$ 63,40, dan jika harga naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 64,90-$ 65,40.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group