(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia masih lanjut melemah oleh arus modal ke luar investor asing dan sentimen bursa kawasan yang sempat beberapa hari melemah, sehingga secara mingguan bursa ditutup melemah ke level 6,188.790. Untuk minggu berikutnya (2-6 April) IHSG terlihat sudah ada indikasi bargain hunting dengan tetap melihat bursa Asia sebagai acuan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 6351 dan 6500, sedangkan support di level 6085 dan kemudian 5979.
Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat sedikit menguat walau masih di area lemahnya sekitar Rp13.700’an yang telah berlangsung selama satu bulan Maret terakhir ini, di mana secara mingguan rupiah menguat ke level Rp13,760. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,800 dan 13,983, sementara support di level 13,693 dan 13,640.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis data ISM Manufacturing PMI pada Senin malam; disambung dengan rilis ADP Non-Farm Employment Change, ISM Non-Manufacturing PMI dan Crude Oil Inventories pada Rabu malam; berikutnya data Unemployment Rate dan Non-Farm Employment Change pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Manufacturing PMI Inggris pada Selasa sore; selanjutnya rilis Construction PMI Inggris pada Rabu sore.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Cash Rate RBA Australia pada Selasa siang yang diperkirakan bertahan di level 1.50%.
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar fluktuatif dan terakhirnya menguat oleh meredanya isyu perang dagang dan turunnya tensi geopolitik Semenanjung Korea, di mana secara mingguan index dollar AS menguat tipis 0.8% ke level 89.88. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau melemah tipis saja ke 1.2321. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.2554 dan kemudian 1.2839, sementara support pada 1.2154 dan 1.1922.
Poundsterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.4015 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.4245 dan kemudian 1.4344, sedangkan support pada 1.3781 dan 1.3711. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 106.26. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 107.28 dan 109.97, serta support pada 104.64 serta level 102.54. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah tipis ke level 0.7683. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7916 dan 0.7988, sementara support level di 0.7627 dan 0.7501.
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat oleh meredanya tensi geopolitik Semenanjung Korea, namun pasar tipis karena libur panjang Paskah. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 21405. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 21970 dan 22500, sementara support pada level 20345 dan lalu 20210. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat terbatas sekali ke level 30092. Minggu ini akan berada antara level resistance di 31976 dan 33510, sementara support di 29110 dan 28704.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau rebound dari tergelincir tajamnya di minggu sebelumnya oleh bangkitnya kembali terutama kelompok saham sektor teknologi. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level 24164, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 24962 dan 25800, sementara support di level 23508 dan 23360. Index S&P 500 minggu lalu menanjak ke level 2642.2, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2737 dan 2801, sementara support pada level 2585 dan 2532.
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau fluktuatif dengan terkoreksi di akhir pekan oleh menguatnya dollar dan surutmya tensi geopolitik, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang melemah tipis ke level $1324.89 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1356 dan berikut $1365, serta support pada $1306 dan $1302. Di Indonesia, harga spot emas terpantau melemah ke level Rp585,797 per gram.
Variasi pasar kembali menampakkan dirinya belakangan ini. Di tengah pasang surut geopolitik Asia, ketidakpastian politik di Amerika, atau ekonomi global yang tidak pasti, sebagian pasar tampil dalam gerak fluktuatif. Gejolak pasar sendiri kalau kita perhatikan bisa berbentuk volatilitas yang tinggi pada satu periode, dapat juga berupa gelombang naik turun dalam irama yang diwarnai dengan ketidakpastian di periode waktu yang lainnya. Memang demikian situasi dan kondisi pasar. Untuk ambil keuntungan terhadap pasarnya, nampaknya, kitalah yang harus menambahkan pengetahuan dan keahlian (skill) dalam berinvestasi. Bagaimanapun, tidak ada salahnya sama sekali seseorang untuk menambah pengetahuan dan skill. Itu suatu bentuk investasi tersendiri juga. Untuk itu, Anda dapat belajar bersama vibiznews.com. Terimakasih telah tetap bersama dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews! Tak lupa disampaikan, bagi pembaca yang merayakannya: Selamat hari raya Paskah!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido