(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah naik pada hari Senin (02/04) di sesi Asia, terangkat oleh penurunan aktivitas pengeboran AS serta oleh ekspektasi bahwa Amerika Serikat dapat menegnakan kembali sanksi terhadap Iran.
Harga minyak mentah berjangka WTI AS berada di $ 65,22 per barel, naik 43 sen, atau 0,28 persen.
Harga minyak mentah berjangka Brent berada di $ 70,27 per barel, naik 74 sen, atau 1,06 persen.
Analis mengatakan pasar minyak tetap gugup tentang apakah pemerintah AS akan menghentikan atau mempertahankan kesepakatan nuklir yang rapuh dengan Iran.
Analis juga mengatakan harga didukung oleh laporan mingguan bahwa ada penurunan aktivitas pengeboran untuk produksi minyak baru di Amerika Serikat.
Pengebor AS memotong tujuh kilang minyak dalam pekan lalu hingga 29 Maret, sehingga jumlah total turun menjadi 797, perusahaan jasa energi General Baker, Baker Hughes mengatakan dalam laporannya yang diikuti ketat Kamis lalu. Ini adalah pertama kalinya dalam tiga minggu bahwa penghitungan kilang jatuh.
Baker Hughes menerbitkan laporan hitungan kilang Amerika Utara pada hari Kamis, satu hari lebih awal dari biasanya, karena hari libur Jumat Agung pada 30 Maret.
Harga minyak umumnya didukung oleh pengendalian pasokan yang dipimpin oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia, yang dimulai pada 2017 untuk mengendalikan kelebihan pasokan dan menaikkan harga.
Likuiditas pada hari Senin akan menjadi rendah karena banyak negara, terutama di Eropa, masih libur Paskah.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi menguat dengan menurunnya jumlah kilang pengeboran AS. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 65,70-$ 66,20, dan jika harga turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 64,70-$ 64,20.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group