(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berakhir lebih tinggi pada Kamis dinihari (26/04), tetapi data menunjukkan kenaikan pasokan AS dan produksi membatasi perolehan.
Pengurangan pemasok, pertumbuhan permintaan yang stabil, ketegangan geopolitik dan struktur yang menguntungkan di pasar berjangka telah menarik investasi dalam minyak tahun ini.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berakhir naik 35 sen menjadi $ 68,05 per barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent ditutup 14 sen lebih tinggi pada $ 74 per barel. Kontrak mencapai tinggi kembali ke November 2014 di $ 75,47 pada sesi sebelumnya.
Harga sempat jatuh ke posisi terendah sesi setelah data pemerintah AS menunjukkan pasokan minyak mentah dan bensin AS naik tak terduga pekan lalu.
Persediaan minyak mentah naik 2,2 juta barel dalam seminggu hingga 20 April, dibandingkan dengan ekspektasi untuk penurunan 2 juta barel. Pasokan minyak mentah di Cushing, Oklahoma, hub pengiriman naik 459.000 barel, kata EIA.
Produksi minyak mentah AS mingguan juga naik menjadi hampir 10,6 juta barel per hari, menurut data awal. Poduksi Amerika telah melonjak lebih dari seperempatnya sejak pertengahan 2016, melampaui produksi Arab Saudi sekitar 10 juta bpd. Hanya Rusia saat ini menghasilkan lebih banyak, hampir 11 juta bpd.
Ketegangan geopolitik termasuk prospek sanksi baru terhadap Iran dan gangguan terhadap aliran minyak negara itu membantu mendorong minyak lebih tinggi bulan ini.
Namun, harga minyak jatuh dari tertinggi sesi pada hari Selasa setelah Presiden Donald Trump mengatakan Amerika Serikat dan Prancis bisa mencapai kesepakatan tentang strategi Iran “cukup cepat.”
Tetapi kenaikan imbal hasil obligasi AS di atas 3 persen telah mendorong dolar ke tertinggi tiga bulan, membuat minyak lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lainnya. Ini mungkin akhirnya menekan harga minyak mentah, meskipun minyak dan dolar telah bergerak beriringan selama beberapa minggu.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak dapat bergerak positif dengan sentimen bullish. Namun jika dolar AS terus menguat dapat menekan harga minyak. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 68,50-$ 69,00, dan jika harga turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 67,50-$ 67,00.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group