(Vibiznews – Economy & Business) Defisit perdagangan Inggris melebar sebesar GBP 1,9 miliar menjadi GBP 3,091 miliar pada Maret 2018 dari direvisi naik GBP 1,176 miliar pada bulan sebelumnya dan di atas ekspektasi pasar selisih GBP 2 miliar. Itu adalah defisit perdagangan terbesar sejak Juni lalu.
Impor barang dan jasa ke Inggris melonjak 5,8 persen ke tertinggi sepanjang masa GBP 56,0 miliar pada Maret dari GBP 53,0 miliar pada bulan sebelumnya. Peningkatan tajam terjadi karena lonjakan pembelian barang 8,1 persen, yang dipimpin oleh bahan bakar, makanan minuman & tembakau, dan barang-barang manufaktur; sementara impor jasa turun 0,3 persen.
Di antara mitra dagang, impor barang dari Uni Eropa tumbuh 5,8 persen, terutama dari Jerman (4,6 persen), Belanda (5,1 persen), Prancis (4,7 persen), Belgia & Luksemburg (2,9 persen) dan Spanyol (6 persen).
Selain itu, pembelian dari negara-negara non-Uni Eropa rebound tajam sebesar 11,3 persen, karena impor meningkat paling banyak dari Norwegia (72,6 persen), Amerika Serikat (8,3 persen), Cina (1,2 persen) dan Jepang (12,2 persen).
Ekspor naik sedikit 2,2 persen menjadi GBP 52,9 miliar pada Maret dari GBP 51,8 miliar pada bulan sebelumnya, karena penjualan barang yang lebih tinggi (4,4 persen), terutama bahan bakar dan barang-barang manufaktur. Namun ekspor jasa turun 0,4 persen.
Di antara mitra dagang utama, ekspor barang ke UE naik 4,9 persen, karena penjualan meningkat terutama ke Prancis (6 persen), Irlandia (8,7 persen), Italia (5,1 persen) dan Spanyol (11,1 persen).
Juga, penjualan ke negara-negara non-UE tumbuh 4 persen, yaitu ke AS (7,1 persen), Hong Kong (8,7 persen), Swiss (22,9 persen) dan Korea Selatan (65,2 persen).
Pada kuartal pertama tahun ini, defisit perdagangan menyempit GBP 0,7 miliar menjadi GBP 6,9 miliar, terutama karena penurunan impor barang dari negara-negara non-UE.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group
